JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa pakaian yang Anda miliki kemungkinan harganya mahal, jadi penting untuk mencuci dan merawatnya dengan benar agar tidak rusak. Namun demikian, ada beberapa mitos mencuci pakaian yang keliru, dan justru membuat pakaian Anda rusak.
Dikutip dari House Digest, Senin (3/4/2023), berikut beberapa mitos mencuci pakaian yang tidak perlu dipercaya dan tidak perlu dilakukan, sebab dapat membuat pakaian rusak.
Air panas membunuh bakteri dan virus, tetapi tidak semua pakaian perlu didisinfeksi. Bahan seperti handuk, seprai, dan kaus kaki mungkin, tetapi Anda mungkin tidak perlu mendisinfeksi untuk membersihkan sweter atau celana olahraga.
Baca juga: Cara Menghilangkan Noda Kecap pada Pakaian
Pencucian sederhana sudah cukup. Air panas sangat merusak kain halus seperti renda dan wol karena dapat membuatnya menyusut, berubah bentuk, dan berubah warna.
Air panas juga dapat merusak bahan sintetis seperti nilon dan poliester, dan warna cerah akan memudar.
Mesin cuci efisiensi tinggi saat ini dirancang untuk bekerja dengan baik dengan air hangat, dingin, dan dingin, yang berarti mereka akan membersihkan pakaian secara efisien berapa pun suhunya.
Deterjen modern juga bekerja dengan baik dengan air yang lebih dingin, jadi Anda mungkin tidak perlu menggunakan siklus panas sama sekali kecuali label perawatan kain menentukan bahwa Anda harus melakukannya.
Baca juga: Antiribet, Ini 4 Cara Mudah Merapikan Lemari Pakaian
Air panas atau hangat lebih baik untuk merendam pakaian yang ternoda minyak, keringat, kotoran, pewarna, dan produk berbasis tomat, dan Anda dapat melakukannya di ember selama beberapa menit. Namun, jika noda berasal dari coklat, darah, urine, dan produk susu, air dingin sudah cukup.