JAKARTA, KOMPAS.com - Rabies adalah penyakit paling mematikan yang menyerang anjing. Namun, penyakit rabies juga bisa menginfeksi hewan peliharaan lainnya, seperti kucing, musang, dan kuda, bahkan manusia.
Rabies, yang juga dikenal sebagai penyakit anjing gila, disebabkan oleh disebabkan virus RNA dari keluarga rhabdovirus.
Baca juga: Cara Mencegah Virus Rabies pada Anjing Peliharaan
Virus rabies umumnya ditularkan melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi. Ketika gigitan tersebut merusak kulit, virus rabies dapat memasuki aliran darah.
Namun, virus rabies juga dapat ditularkan ke anjing atau manusia tanpa gigitan, yakni melalui air liur hewan yang terinfeksi mengenai mata, mulut, atau hidung.
Virus rabies menyerang sistem saraf pusat (SSP), lalu menyebar melalui saraf dari tempat infeksi ke otak. Hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan yang melibatkan sistem pernapasan, yang akhirnya menyebabkan kematian.
Penyakit rabies memiliki tingkat kematian tinggi. Begitu gejala rabies terlihat, hampir 100 persen kemungkinan akan mengakibatkan kematian.
Baca juga: Ragam Gejala Rabies pada Anjing dan Pertolongan Pertama yang Dilakukan
Virus rabies juga tidak bisa disembuhkan lantaran belum ada pengobatan mengatasinya. Tak heran, anjing atau hewan peliharaan yang terinfeksi virus rabies akan mati umumnya dalam waktu 10-14 hari, tergantung tingkat keparahan virus atau gejala.
Selama rentang waktu tersebut, hewan peliharaan yang terinfeksi akan dikarantina untuk mencegahnya menularkan ke hewan lain dan manusia.
Lantaran tidak dapat disembuhkan, satu-satunya cara yang dilakukan adalah pencegahan.
Hanie Elfenbein, dokter hewan yang berpraktik di Middle Valley Animal Hospital, Chattanooga, Tennessee, Amerika Serikat, membagikan cara mencegah virus rabies pada anjing dan hewan peliharan dikutip dari PetMD, Jumat (2/12/2022).
Baca juga: Bahaya Virus Rabies pada Anjing dan Cara Penularannya
Hal paling efektif mencegah virus rabies pada anjing adalah selalu memperbarui vaksinasi rabiesnya. Jika semua anjing di lingkungan Anda divaksinasi, virus rabies tidak dapat menyebar ke populasi peliharaan.
Bergantung pada undang-undang negara bagian Anda dan kesehatan anjing, vaksinasi rabies sebaiknya dilakukans setiap satu hingga tiga tahun.
Vaksin rabies memastikan anjing dan hewan peliharaan terlindungi jika terpapar hewan yang terinfeksi. Namun, tetap harus segera membawa anjing ke dokter hewan jika mencurigainya mendapat gigitan dari anjing atau hewan liar yang menjadi inang pembawa virus rabies seperti kalelawar, monyet, rubah, serta rakun.
Dokter hewan akan memberinya vaksin penguat dan memantau tanda-tanda infeksi. Jangan mencoba menangkap hewan liar tersebut, tetapi mengingat jenis hewan tersebut dan detail tentang situasinya.
Jika anjing dan hewan peliharaan sedang divaksin, lakukan karantina di rumah. Namun, jika vaksinasi rabies anjing telah kedaluwarsa, sebaiknya menempatkan anjing pada dokter hewan atau fasilitas kontrol hewan setempat untuk mengkarantinanya.
Baca juga: Ragam Hal yang Perlu Diketahui Tentang Rabies pada Anjing
Jauhkan juga anak-anak dari satwa liar yang terluka atau mati. Orang dewasa tidak boleh menyentuh satwa liar yang terluka tanpa tindakan pencegahan yang tepat seperti mengenakan sarung tangan. Itu pun bila berencana membawa tupai ke dokter hewan atau pertolongan hewan.
Sebagian besar dokter hewan yang menerima satwa liar yang terluka akan melakukan eutanasia—tindakan mengakhiri dengan sengaja kehidupan makhluk—atau menyerahkan sampel untuk pengujian rabies. Hanya beberapa klinik hewan yang mampu merawat hewan non-domestik.
Di Amerika Serikat, ada program memvaksinasi beberapa spesies satwa liar terhadap rabies untuk membantu mencegah penularan ke hewan peliharaan dan manusia.
Baca juga: 6 Fakta Seputar Virus Rabies yang Menyerang Anjing dan Kucing
Jika anjing suka mengejar tupai, kelinci, atau hewan lain, ini bisa membuat sahabat bulu berisiko digigit atau dicakar.
Hewan yang terinfeksi rabies biasanya berperilaku aneh seperti lebih agresif, mungkin tampak gelisah, ditemukan pada waktu atau di lokasi yang atipikal, atau tampak terluka akibat kelumpuhan progresif.
Walau belum menunjukkan tanda-tanda rabies atau penyakit lain, bukan berarti hewan tersebut tidak terinfeksi. Ini sangat berbahaya karena Anda mungkin tidak berpikir membawa anjing ke dokter hewan untuk mengobati luka kecil, yang menjadi awal gejala rabies atau risiko muncul.
Baca juga: 8 Masalah Kesehatan yang Kerap Mengintai Ras Anjing Populer
Jangan pernah mencoba menangkap binatang buas karena ini bisa membuat Anda berisko terinfeksi virus rabies.
Jika pengawas hewan setempat atau pihak berwenang mencurigai rakun telah tertular virus rabies, hewan tersebut akan dibawa untuk pengujian dan karantina guna mencegah hewan peliharaan lain.
Baca juga: 4 Penyebab Anjing Membuang Kotoran Sembarangan di Rumah
Terakhir, cara mencegah virus rabies pada anjing dan hewan peliharaan adalah mewaspadai jenis hewan yang paling mungkin membawa virus rabies di tempat tinggal Anda dan menghindarinya.
Misalnya, kelelawar adalah inang serta menyebarkan virus rabies pada anjing dan hewan peliharaan lainnya.
Karena itu, hindari mengajak anjing dan hewan peliharan berjalan-jalan di dekat sarang kalelawar, terutama fajar dan senja saat kelelawar terbang keluar-masuk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.