Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai, Ini 8 Penyebab Dinding Retak dan Solusinya

Kompas.com - 30/11/2022, 17:04 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Ilustrasi dinding aksen.SHUTTERSTOCK / Photographee.eu Ilustrasi dinding aksen.

Namun, imbuh Rock, pohon juga bisa menjadi penyebab tidak langsung dari penurunan muka tanah di mana akar yang mencari kelembapan menyerang saluran air bawah tanah yang menyebabkannya bocor.

Jika ini masalahnya, maka sepertinya solusi terbaik adalah membuang pohon yang mengganggu. Namun, ini dapat menyebabkan lebih banyak kerugian daripada kebaikan.

Masalah dengan menebang pohon besar yang haus adalah bahwa tanah kemudian membengkak dengan kelembapan yang tidak lagi diserap oleh pohon, dengan risiko yang kemudian dapat mendorong fondasi ke atas.

Baca juga: Ragam Pilihan Warna Cat Dinding Terbaik dan Terburuk untuk Kamar Tidur

7. Gempa bumi dan getaran

Gerakan keras apa pun ke rumah dapat menyebabkan retakan. Yang paling umum adalah gempa bumi.

Jika Anda melihat adanya retakan setelah gempa bumi, yang terbaik adalah menyelidikinya jika itu merupakan gejala kerusakan struktural yang lebih parah.

8. Tanaman merambat

Kita semua menyukai efek indah dari menumbuhkan tanaman merambat terbaik di bagian depan rumah. Namun, jika Anda telah melatih tanaman panjat di dinding luar rumah, maka Anda harus selalu berhati-hati terhadap retakan baru yang muncul di bagian luar atau dinding bagian dalam.

Tanaman merambat harus dipantau dengan hati-hati. Tanaman ivy akan membuat dinding tidak stabil saat akarnya menemukan jalan ke celah dan celah, terutama di mana penunjuknya rusak, dan saat sulur tumbuh dan mengembang, mereka memaksa pasangan bata terpisah.

Baca juga: Ragam Pilihan Warna Cat Dinding Terbaik dan Terburuk untuk Kamar Tidur

Jika mulai menimbulkan masalah, tanaman yang sudah mapan harus dipotong di dekat akar dan diracuni. Kemudian, setelah daunnya mati kembali, tanaman dapat dihilangkan dengan hati-hati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com