Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/07/2022, 15:49 WIB
Nabilla Ramadhian,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comKarpet menjadi elemen dekorasi yang sering digunakan di beberapa rumah. Penggunaan karpet yang sering dan tidak membersihkannya secara teratur bisa menampung banyak debu dan kotoran serta membuatnya berbau. 

Akibatnya, membuat kurang nyaman, bahkan berdampak buruk pada kesehatan seperti alergi, asma, dan gangguan pernapasan lainnya.  

Baca juga: Tips Memilih Warna Karpet yang Tepat untuk Ruangan 

Namun, selain tidak membersihkan secara rutin, ada beberapa hal yang menyebabkan karpet berbau tak sedap.

Disadur dari Rug Traders, Selasa (5/7/2022), berikut beberapa penyebab karpet berbau tak sedap. 

Hewan peliharaan

Ilustrasi ruang tamu, ilustrasi karpet, ilustrasi art deco.SHUTTERSTOCK / KUPRYNENKO ANDRII Ilustrasi ruang tamu, ilustrasi karpet, ilustrasi art deco.

Beberapa hewan peliharaan gemar menjadikan karpet sebagai area untuk membuang air kecil kecil, bahkan kotoran. Tak heran, jika pelapis lantai ini berbau pesing yang cukup mengganggu.

Untuk karpet wol, material ini bisa dengan mudah menyerap bau karena cairannya menembus serat. Jadi, aroma kuat yang sulit dihilangkan akan keluar dari karpet wol. 

Meski sudah dibersihkan, bau urine hewan peliharaan dapat meningkat seiring waktu karena bakteri yang telah menempel pada karpet diaktifkan oleh air. 

Baca juga: Tips Memilih Warna Karpet yang Tepat untuk Ruangan

Jadi, baunya akan kembali tercium, bahkan menjadi lebih kuat. Untuk menghindari hal ini, segera bersihkan kotoran hewan peliharaan saat masih basah.

Sebab, jika sudah mengering, kotoran ini dapat menodai karpet dan meningkatkan pertumbuhan bakteri.

Saat hendak membersihkannya, letakkan tisu dapur di atas area karpet yang basah, lalu berjalanlah di atasnya agar urine terserap tisu. 

Baca juga: 7 Rekomendasi Jenis Serat Karpet untuk Mempercantik Rumah

Kelembapan

Ilustrasi ruang keluarga, Ilustrasi karpet di ruang keluarga. Unsplash/Sidekix Media Ilustrasi ruang keluarga, Ilustrasi karpet di ruang keluarga.

Penyebab karpet berbau selanjutnya adalah kondisinya yang lembap. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk banjir, tanaman pot, humidifier yang bocor, terkena tumpahan apa pun, hingga sepatu basah.

Karpet yang ditaruh di dapur, kamar mandi, atau area yang lebih dingin dan lembap seperti ruang bawah tanah rentan mengalami kelembapan. 

Baca juga: 5 Tips Memilih Ukuran Karpet yang Tepat untuk Ruang Tamu

Tergantung pada jumlah kelembapan, beberapa bahan rumahan bisa digunakan untuk membasmi karpet yang berbau. Dalam beberapa kasus, karpet bulu yang bau dan lembap bisa diatasi dengan penyedot debu dan menjemurnya di bawah sinar matahari.

Jika ingin menjemur karpet, gantung dengan permukaan karpet bermotif menghadap ke atas selama satu hingga dua jam. Setelah itu, balikkan karpet sampai benar-benar kering untuk mencegah warnanya memudar.

Apabila karpet benar-benar basah, terutama jika terbuat dari wol, hindari menjemurnya langsung di bawah sinar matahari karena dapat membuatnya menyusut.

Baca juga: 4 Tips Memilih Warna Karpet yang Tepat untuk Sofa Warna Abu-abu

Usia

Ilustrasi karpet di ruang keluarga. SHUTTERSTOCK/NEW AFRICA Ilustrasi karpet di ruang keluarga.

Karpet terbuat dari serat dan seiring waktu serat dapat rusak, menyebabkan bau apak yang menyengat, serta melepaskan debu yang menyebabkan alergi.

Sayangnya, bau apak ini tidak bisa dihilangkan dari karpet dan harus menggantinya dengan karpet baru.

Baca juga: Cara Membersihkan Noda Tumpahan Es Krim pada Karpet

Karpet wol

Karpet wol terbuat dari serat domba dan memiliki kemampuan menyerap kelembapan dari udara.

Jadi, material ini dapat membuat karpet wol mengeluarkan bau tak sedap seperti bulu anjing yang basah.

Untuk karpet kulit domba asli, material ini dapat mengeluarkan bau apak musky jika tidak membersihkannya secara rutin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com