Jangan tebak-tebak kondisi anabul
Konsultasikan soal hewan peliharaan lewat ahlinya di Kompas.com
JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pembaca Kompas.com bernama Medi di Bandung memiliki seekor kucing jantan berusia tiga tahun. Kucingnya tersebut sudah disteril.
Akan tetapi, kucing peliharaan milik Medi tersebut masih sering spraying. Selain frekuensi spraying yang cukup tinggi, Si Meong pun spraying di sembarang tempat.
Apa penyebab kucing jantan spraying padahal sudah disteril dan langkah apa yang harus dilakukan?
Baca juga: Bisakah Kucing Mengenali Wajah Pemiliknya? Ini Faktanya
Berikut pertanyaan yang diajukan Medi kepada rubrik Tanya Dokter Hewan Kompas.com.
Halo Dokter,
Saya Medi dari Bandung. Saya punya kucing jantan, usianya kira-kira 3 tahun dan sudah disteril.
Tapi, setelah disteril itu kucing saya jadi sering spraying.
Kenapa kucing saya ini sering sekali spraying setelah disteril ya dok? Lalu, apa yang harus saya lakukan supaya kucing saya tidak spraying sembarangan seperti itu?
Mohon penjelasannya dok. Terima kasih banyak.
Baca juga: Kenali Tanda, Penyebab, hingga Pengobatan Penyakit Gigi pada Kucing
Pertanyaan dari Medi tersebut dijawab oleh drh Aniq Syihabuddin. Beliau adalah dokter hewan yang berpraktik di Yogyakarta, sekaligus Ketua Ketua Persatuan Dokter Hewan cabang Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berikut penjelasannya.
Halo Medi,
Kucing spraying distimulasi dari faktor internal kucing diantaranya, hormon birahi masih tinggi, perilaku dominasi teritori, dan kebiasan memancing pasangan untuk kawin.
Atau faktor eksternal yaitu kebiasaan konflik antar kucing, dan kurangnya jumlah litter box. Coba diamati langsung, apakah masih ada faktor dari luar yang memancing kucing spraying.
Baca juga: Ketahui, Ini 3 Penyebab Kucing Takut Air
Untuk kucing jantan, bila sterilisasi dilakukan sebelum umur 1 tahun, maka akan memberikan hasil yang baik. Karena kabiasaan spraying sebagai penanda teritori belum muncul.
Tapi bila kebiasaan spraying sudah terbentuk, yaitu pada umur di atas 1 tahun, dan baru dilakukan sterilisasi maka tidak serta-merta kebiasaan spraying sebelumnya akan langsung hilang, tapi berkurang bertahap.
Jadi, mengenali kebiasaan kucing yang berbeda-beda juga bisa membantu kita memecahkan masalah yang terjadi dalam pemeliharaan di rumah.
Jika ada faktor-faktor medis di luar yang saya sebutkan tadi, semisal dengan keluhan gangguan perkencingan, maka konsultasi dan pemeriksaan langsung dengan dokter hewan juga diperlukan.
Baca juga: Alasan Kucing Peliharaan Suka Bersembunyi di Bawah Tempat Tidur
Untuk mencegah spraying, usaha yang dilakukan selain sterilisasi adalah meminimalisir konflik kucing, baik kucing sendiri atau kucing dari luar, misalnya dengan memisahkan kucing dominan.
Kemudian, memperbanyak jumlah litter box di rumah, karena setiap kucing punya sensitivitas yang unik, setiap individu bisa membutuhan 2-3 litter box untuk mencegah spraying sembarangan.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga anabulmu sehat selalu. Salam sehat.
Drh Aniq Syihabuddin
Dokter hewan di Yogyakarta, Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (IDHI) Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.