Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank DBS Indonesia Kelola Minyak Jelantah Jadi Produk yang Bermanfaat

Kompas.com - 18/11/2021, 16:35 WIB
Aniza Pratiwi,
Esra Dopita Maret

Tim Redaksi

Tambahkan pewangi dan pewarna makanan, lalu tuang ke dalam cetakan sabun, serta tunggu hingga bahan sabun mengeras. Setelah selesai, sabun dapat langsung digunakan untuk mandi maupun mencuci pakaian

Baca juga: Cara Ramah Lingkungan untuk Membuang Minyak Goreng

Membuat lilin aromaterapi 

Minyak jelantah dapat digunakan sebagai bahan pembuatan lilin aromaterapi. Kelebihan membuat lilin aromaterapi sendiri adalah bentuk dan wangi lilin dapat disesuaikan dengan preferensi masing-masing.

Selain itu, lilin aromaterapi dari minyak jelantah bisa dijual kembali. Caranya, Anda perlu menjernihkan minyak jelantah terlebih dulu menggunakan ampas tebu selama dua hari.

Setelah itu, tuangkan bubuk jeli dan cairan pengharum yang diinginkan. Kemudian, aduk dan cetak bahan ke dalam gelas atau bekas tutup kaleng biskuit yang tahan api.

Terakhir, tancapkan sumbu api di atasnya. Lilin aromaterapi dari minyak jelantah siap mengharumkan ruangan

Baca juga: Bikin Pestisida Sendiri, Pakai Minyak Goreng dan Sabun Cuci Piring 

Menyumbangkannya ke pihak yang tepat

Apabila tidak punya waktu mendaur ulang minyak jelantah, Anda dapat menyalurkannya ke pihak yang tepat untuk dikelola kembali sehingga tidak mencemari lingkungan seperti Beli Jelantah, wirausaha sosial yang menghubungkan para pemilik minyak jelantah dengan perusahan biodiesel.

Para pemilik minyak jelantah dapat mengumpulkan minimal 10 liter minyak dan menghubungi tim Beli Jelantah untuk datang dan membeli minyak tersebut dengan harga Rp2.000-Rp4.000 per liternya. 

Baca juga: Basmi Hama Ulat pada Tanaman dengan Sabun Cair dan Minyak Goreng

Kemudian, Beli Jelantah akan memberikan minyak jelantah kepada perusahaan biodiesel tersertifikasi untuk diolah. Biodiesel merupakan bahan bakar yang diperuntukkan bagi kendaraan bermesin diesel. 

“Pada 2020, kami menemukan fakta lebih dari 525 ribu liter minyak jelantah terbuang setiap bulannya di Jakarta. Angka yang besar dan mengerikan, mengingat efek yang ditimbulkan terhadap lingkungan cukup serius," kata CEO Beli Jelantah, Faris Razanah Zharfan dalam keterangan tertulisnya.

Melalui Beli Jelantah, telah berhasil mengumpulkan lebih dari 180 ribu liter minyak jelantah yang berasal dari ratusan hotel, restoran, industri makanan, serta masyarakat di Jakarta, Depok, Bekasi, serta Tangerang.  

Baca juga: Usir Serangga Tanaman Sayuran, Pakai Minyak Goreng hingga Sampo Bayi

Mewujudkan lingkungan berkelanjutan

Bank DBS Indonesia mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Beli Jelantah dan komitmennya dalam mewujudkan lingkungan hidup yang berkelanjutan.

"Tidak hanya dana hibah dan berbagai program mentoring, Bank DBS Indonesia melalui DBS Foundation senantiasa mendukung tumbuh kembang wirausaha sosial di Indonesia, salah satunya melalui kerja sama dengan Beli Jelantah," ujar Mona Monika Head of Group Strategic Marketing & Communications, PT Bank DBS Indonesia. 

Baca juga: 10 Cara Menggunakan Minyak Nimba Pada Tanaman

Bank DBS Indonesia sendiri turut memotivasi karyawan untuk mendukung energi baru terbarukan (EBT) dengan mengumpulkan minyak jelantah dari rumah masing-masing untuk  diberikan kepada Beli Jelantah.

"Hal ini selaras dengan misi kami untuk Recycle more, Waste less dengan mengajak masyarakat turut berpartisipasi mengurangi sampah di Indonesia dimulai dari hal sederhana,”

Mengelola minyak jelantah tidak hanya usaha satu pihak, tetapi perlu kesadaran dan aksi nyata dari seluruh lapisan masyarakat. Mari kelola minyak jelantah secara bijak tanpa membuangnya sembarangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com