Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/05/2021, 20:37 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagai pemilik, kamu tentu ingin kucing peliharaanmu tumbuh sehat dan panjang umur.

Sayangnya, beberapa penyakit bisa menyerang kucing dan diam-diam bisa membunuhnya. Gejalanya pun bisa saja sangat minim sehingga membuat kita tidak menyadarinya.

Itulah mengapa, sebagai pemilik kita harus peka dengan perubahan apa yang dialami Si Meong. Karena, semakin cepat tanda-tanda klinisnya dikenali, semakin cepat pula dokter hewan dapat mengobatinya.

Baca juga: Seberapa Sering Kucing Peliharaan Perlu Dimandikan?

Berikut adalah lima penyakit kronis yang diam-diam bisa membunuh kucing seperti dilansir dari Pet Health Network, Sabtu (1/5/2021).

1. Penyakit ginjal kronis

Salah satu pembunuh kucing diam-diam teratas adalah penyakit ginjal kronis (CKD) (Ini kadang-kadang disebut gagal ginjal kronis atau cedera ginjal kronis).

Semua istilah ini secara semantik sama, yakni bahwa 75 persen dari kedua ginjal tidak efektif dan tidak berfungsi. Tanda-tanda klinis CRD meliputi:

  • Minum berlebihan
  • Buang air kecil berlebihan
  • Gumpalan lebih besar di kotak pasir
  • Penurunan berat badan
  • Bau mulut (karena racun menumpuk di dalam darah dan menyebabkan bisul di mulut, kerongkongan, dan perut)
  • Lesu
  • Suka bersembunyi

Baca juga: Cara Menenangkan Kucing yang Sedang Marah

Untungnya, dengan penanganan yang tepat, kucing dapat hidup dengan CKD selama bertahun-tahun (tidak seperti anjing di mana CKD biasanya berkembang lebih cepat).

Kucing yang menderita penyakit ini harus menjalani diet rendah protein, pemeriksaan darah yang rutin, peningkatan asupan air dan obat-obatan.

2. Hipertiroidisme

Hipertiroidisme adalah penyakit endokrin di mana kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid.

Ini terlihat pada kucing paruh baya hingga geriatri, dan dapat menyebabkan tanda klinis yang sangat mirip dengan penyakit ginjal kronis termasuk:

  • Haus yang berlebihan
  • Peningkatan konsumsi air atau buang air kecil
  • Muntah dan diare
  • Penurunan berat badan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com