Namun, karena hipertiroidisme meningkatkan metabolisme kucing, hal itu menyebabkan satu tanda yang paling menonjol yakni, nafsu makan yang besar meskipun berat badan terus turun.
Selain itu kucing juga bisa mengalami, detak jantung berdebar kencang, hipertensi berat yang mengakibatkan kehilangan darah akut, tanda-tanda neurologis, atau bahkan gumpalan atau stroke serta, cedera organ sekunder.
Baca juga: Mengapa Kucing Alami Kedutan atau Kejang Saat Tidur?
Untungnya, pengobatan untuk hipertiroidisme sangat efektif meski kucing harus menjalankan resep diet khusus yang disebut Feline Thyroid Health, atau terapi radioiodine.
Semakin cepat kamu mengobatinya, semakin sedikit potensi efek samping atau kerusakan organ yang akan terjadi pada kucing.
Penyakit lainnya adalah diabetes mellitus (DM). Karena banyak dari kucing yang sering kelebihan berat badan hingga obesitas, mereka berisiko lebih besar terkena DM. Pada diabetes, pankreas gagal mensekresi insulin dalam jumlah yang cukup (DM Tipe I) atau ada resistensi terhadap insulin (DM Tipe II).
Insulin adalah hormon alami yang mendorong gula (yaitu glukosa darah) ke dalam sel.
Baca juga: Apakah Rumput Gandum Baik untuk Kucing?
Akibat sel-sel yang kelaparan glukosa, tubuh membuat lebih banyak glukosa, menyebabkan hiperglikemia (yaitu, gula darah tinggi) dan banyak tanda klinis terlihat dengan DM.
Tanda klinis umum untuk DM mirip dengan penyakit ginjal kronis dan hipertiroidisme dan meliputi: