JAKARTA, KOMPAS.com - Stainless steel dapat dikatakan merupakan bahan yang paling serbaguna untuk peralatan dapur, dari panci, wajan hingga perkakas lainnya. Bahan ini memiliki daya tahan lama serta dapat menahan korosi, dan bisa menahan panas.
Dilansir dari The Spruce, Senin (8/3/2021), stainless steel dapat rusak oleh bantalan abrasif, jenis pembersih yang salah, bahkan benada biasa seperti air dan garam.
Berikut beberapa kesalahan yang harus dihindari karena membuat stainless steel mudah rusak.
Baca juga: Cara Ampuh Basmi Karat di Barang Stainless Steel
Hindari Pemutih
Yang harus diketahui adalah stainless steel dan klorin tidak dapat bercampur. Ketahuilah bahwa pemutih dan klorida dapat dimasukkan ke dalam berbagai jenis pembersih.
Jika Anda secara tidak sengaja terkena klorin pada stainless steel, bilas dengan cepat dan menyeluruh.
Jangan Lupa Bilas
Air kotor atau kotoran yang tertinggal pada stainless steel dapat meninggalkan residu pada hasil akhir. Hal itu juga dapat menodai atau mengotori permukaan stainless steel.
Pastikan untuk membilas seluruhnya. Demikian pula, residu dari larutan pembersih yang tertinggal di permukaan bahan ini dapat menodai atau merusak lapisan. Membilas adalah komponen kunci untuk membersihkannya.
Baca juga: Alasan Pentingnya Bahan Stainless Steel dalam Peralatan Rumah Tangga
Hindari Menggunakan Wol Baja atau Sikat Baja
Wol baja dan sikat baja meninggalkan sedikit partikel di permukaan stainless steel. Partikel-partikel ini akhirnya berkarat dan dapat menodai permukaannya. Wol dan sikat baja juga bersifat abrasif dan dapat menggores permukaan stainless steel Anda.
Sebagai gantinya, gunakan bantalan gosok plastik, scrubber, atau sikat, atau gunakan kain lembut untuk mencuci secara umum.
Jangan Menganggap Sudah Lebih Bersih
Meskipun stainless steel sudah terlihat bersih, namun air sadah atau air bekas cucian dapat meninggalkan noda. Mengeringkannya dengan handuk setelah membilasnya dapat mencegah masalah tersebut.