Wabah musiman
Dewi menjelaskan, panleukopenia bisa menjadi wabah musiman yang terjadi setiap tahun. Oleh karena itu, setiap tahun kucing yang ia pelihara pasti ada yang mati.
"Biasanya satu masa itu satu kali pandemi 20 ekor tuh bisa (mati) dalam sebulan. Tiga minggu sampai sebulan itu 20 ekor bisa masuk liang lahat. Feline panleukopenia biasanya itu ada kalau sudah masuk (musim) pancaroba. Biasanya wabahnya terjadi ketika pancaroba," jelas Dewi.
Penyebaran FPV dikatakan Dewi begitu cepat, dari kucing yang satu ke kucing yang lain, karena virus ini bersifat airborne atau bisa tersebar melalui udara.
Baca juga: Kucing Terinfeksi Panleukopenia, Apa Bisa Sembuh?
Karena terus-menerus kehilangan kucing hampir setiap tahun, hal tersebut tentu sangat membuat Dewi bersedih. Ia pun mengingatkan kepada orang yang memelihara kucing untuk sigap apabila gejala feline panleukopenia muncul pada kucing peliharaan.
"Yang pasti virus ini menyerang begitu cepat, jadi kita harus berpacu dengan waktu. Karena hitungannya ini cuma jam, enggak lama-lama. Jadi itu bisa sewaktu-waktu kucing mati, terutama untuk anak kucing, pagi sehat sore mereka bisa nggak ada (mati)," tambah Dewi.
Masa kritis
Meski mematikan, Dewi mengatakan bahwa kucing bisa selamat dari FPV apabila berhasil melewati masa kritis. Masa kritis kucing yang terkena feline panleukopenia adalah dari hari pertama terkena virus hingga tiga hari berikutnya.
Namun, apabila sudah lewat dari 5 hari, biasanya kucing akan membaik dan tidak akan mati. Namun, faktor imun dari masing-masing kucing sangat berpengaruh ketika kucing terserang FPV.
Baca juga: Belum Ada Obatnya, Begini Cara Cegah Kucing Tertular Virus FIV
Saat ini Dewi masih memelihara kucing di rumahnya, hanya saja jumlahnya sudah tidak lagi begitu banyak karena takut tidak terurus semuanya.
"Sekarang saya sudah mengurang-ngurangi karena enggak ada waktu juga. Karena memang harus butuh perhatian kan mereka, sekarang saya punya 12-an," tutur Dewi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.