Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Kompas.com - 03/05/2024, 15:41 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

TEL AVIV, KOMPAS.com - Sistem pertahanan iron dome Israel telah lama melindunginya dari roket-roket yang masuk.

Sekarang Israel sedang membangun cyber dome atau kubah siber untuk mempertahankan diri dari serangan online, terutama dari musuh bebuyutannya, Iran.

"Ini adalah perang senyap, perang yang tidak terlihat," kata Kepala Kerja Sama Internasional Direktorat Siber Nasional Israel, Aviram Atzaba.

Baca juga: Mengenal Sistem Pertahanan Iron Dome Israel

Sementara Israel telah memerangi Hamas di Gaza sejak serangan 7 Oktober, ia mengatakan, negaranya juga menghadapi peningkatan serangan siber yang signifikan dari Iran dan sekutunya.

"Mereka mencoba meretas semua yang mereka bisa," katanya kepada AFP, menunjuk pada gerakan Hamas dan Hezbollah Lebanon.

Namun, Atzaba mengeklaim, sejauh ini mereka belum berhasil menyebabkan kerugian nyata bagi Israel.

Dia mengatakan, sekitar 800 serangan signifikan telah digagalkan sejak perang meletus. Di antara target-target tersebut adalah organisasi-organisasi pemerintah, militer, dan infrastruktur sipil.

Beberapa serangan tidak dapat digagalkan, termasuk terhadap rumah sakit di kota Haifa dan Safed di mana data pasien dicuri.

Meskipun Israel telah memiliki pertahanan siber, Atzaba menyebut, pertahanan tersebut telah lama terdiri dari "upaya-upaya lokal yang tidak terhubung".

Jadi, selama dua tahun terakhir, Direktorat Siber Nasional Israel telah bekerja untuk membangun sistem terpusat dan real-time yang bekerja secara proaktif untuk melindungi seluruh dunia maya Israel.

Baca juga: Israel Kerahkan Sistem Pertahanan C-Dome untuk Kali Pertama, Tembak Target Mencurigakan

Berbasis di Tel Aviv, Direktorat Siber Nasional Israel bekerja di bawah otoritas perdana menteri. Direktorat ini tidak mengungkapkan jumlah staf, anggaran, atau sumber daya komputasinya.

Terkait proyek cyber dome ini, Atzaba menyebut, Israel bekerja sama erat dengan beberapa sekutu, termasuk Amerika Serikat.

"(Karena) semua negara menghadapi terorisme siber. Dibutuhkan jaringan untuk melawan jaringan," katanya.

Sistem kerja cyber dome Israel

Seorang peneliti di Institute for National Security Studies, yang berafiliasi dengan Universitas Tel Aviv, Chuck Freilich, menyebut meski Israel dianggap sebagai kekuatan siber utama, Iran kemungkinan besar akan terus berkembang.

Dia menunjuk pada bantuan dari Rusia dan China, serta populasinya yang jauh lebih besar dan penekanan pada pelatihan dunia maya untuk siswa dan tentara.

Atzaba bersikeras bahwa kuantitas peretas adalah nomor dua setelah kualitas teknologi dan penggunaannya.

Baca juga: Apa Itu Iron Dome Israel dan Bagaimana Cara Kerjanya?

"Selama dua tahun terakhir, kami telah mengembangkan cyber dome untuk melawan serangan siber, yang berfungsi seperti iron dome untuk melawan roket," katanya.

Dengan cyber dome, kata dia, semua sumber dimasukkan ke dalam kumpulan data besar yang memungkinkan untuk melihat gambaran besar dan meminta respons nasional secara komprehensif dan terkoordinasi.

Atzaba menjelaskan, sistem Israel memiliki berbagai pemindai yang secara terus menerus memantau ruang siber Israel untuk mencari kerentanan dan memberi tahu para pemangku kepentingan tentang cara untuk mengatasinya.

Kekuatan dunia maya Israel mengandalkan kerja sama yang erat antara sektor publik, swasta, dan akademis, serta para peretas "topi putih" Israel yang membantu mengidentifikasi kelemahan. 

"Kami bekerja bahu-membahu," bebernya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com