KYIV, KOMPAS.com - Pada hari ke-26 invasi Rusia ke Ukraina, Presiden Volodymyr Zelensky meminta sistem pertahanan anti-rudal Iron Dome dari Israel.
Hari ke-26 perang Rusia Ukraina juga diwarnai dengan kota Mariupol menolak ultimatum Rusia untuk menyerah.
Sementara itu, pemboman di mal Kyiv menewaskan sedikitnya delapan orang, dan bangunan setinggi 10 lantai itu hancur lebur.
Baca juga: Mantan Direktur CIA Terkejut Lihat “Profesionalisme” Militer Rusia dalam Serangan ke Ukraina
Berikut adalah rangkuman hari ke-26 Rusia invasi Ukraina yang dikutip dari AFP.
Zelensky secara khusus menyebutkan sistem pertahanan anti-rudal Iron Dome, yang dipujinya sebagai yang terbaik dari jenisnya di seluruh dunia.
Rusia memberi waktu bagi kota Mariupol yang terkepung sampai Senin (21/3/2022) pukul 05.00 waktu setempat untuk menyerah, seraya memperingatkan bahwa tentara Ukraina dan relawan asing yang menolak akan menghadapi pengadilan militer atau lebih buruk lagi.
Namun, Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk menolak ultimatum tersebut, dengan mengatakan kepada media lokal bahwa "tidak ada pembicaraan tentang penyerahan senjata".
Sedikitnya delapan orang tewas dalam pemboman sebuah pusat perbelanjaan di barat laut Kyiv. Bangunan 10 lantai itu hancur total dalam ledakan tersebut.
Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko mengumumkan jam malam baru untuk ibu kota dari pukul 20.00 waktu setempat sampai Rabu (23/3/2022) pagi.
Baca juga: Warga Mariupol Ukraina Kubur Jenazah di Pinggir Jalan Usai Dibombardir Rusia
Menjelang tengah hari udara dipastikan aman.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell menyebutkan, serangan Rusia di kota pelabuhan Mariupol sebagai kejahatan perang besar-besaran, saat para menteri luar negeri Uni Eropa bertemu untuk membahas penerapan lebih banyak sanksi terhadap Moskwa.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta para pemimpin di Uni Eropa untuk menghentikan semua perdagangan dengan Rusia.
"Tidak ada euro untuk penjajah. Tutup semua pelabuhan Anda untuk mereka. Jangan mengekspor barang Anda. Tolak sumber daya energi. Dorong Rusia untuk meninggalkan Ukraina," katanya dalam video.