Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Kompas.com - 28/04/2024, 09:43 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

BOSTON, KOMPAS.com - Polisi menahan hampir 200 orang ketika membubarkan demonstran pro-Palestina yang berkemah di tiga universitas di Amerika Serikat pada Sabtu (27/4/2024).

Di Northeastern University, polisi di Boston menahan sekitar 100 orang ketika membersihkan sebuah perkemahan protes di kampus tersebut.

Dalam sejumlah gambar yang beredar luas, tampak pasukan keamanan dengan peralatan anti huru-hara dan para polisi sedang mengangkut tenda-tenda ke bagian belakang sebuah truk.

Baca juga: Netanyahu Sebut Protes Pro-Palestina di Kampus-kampus AS sebagai Antisemit

Northeastern University telah mengeluarkan pernyataan terkait penahanan itu.

Kampus itu mengatakan tindakan tersebut diambil setelah beberapa demonstran meneriakkan penghinaan terhadap masyarakat Yahudi.

"(Beberapa pengunjuk rasa menggunakan) hinaan anti-Semit kejam, termasuk 'Bunuh orang Yahudi'," ungkap Northeastern University dalam sebuah pernyataan yang diunggah di media sosial X.

Sebagaimana dilansir Kantor berita AFP, sementara itu, polisi Arizona State University menangkap 69 orang setelah kelompok tersebut dituding mendirikan "perkemahan tanpa izin" di kampus.

Para pejabat Negara Bagian Arizona mengatakan bahwa sebuah kelompok protes telah mendirikan perkemahan pada Jumat (26/4/2024) dan kemudian mengabaikan perintah untuk membubarkan diri. 

Surat kabar Indiana Daily Student, juga melaporkan adanya penangkapan demonstran pro-Palestina di Indiana University.

Disebutkan, bahwa polisi di Indiana University menangkap 23 orang saat mereka membubarkan kamp protes di kampus tersebut.

Dengan ini, setidaknya ada 192 demonstran pro-Palestina yang ditangkap oleh polisi di tiga universitas di AS.

Baca juga: Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

"Polisi dengan perisai, pentungan, dan peralatan anti huru-hara lainnya menerobos barisan pengunjuk rasa yang menautkan tangan, menjegal mereka yang tidak bergerak," kata surat kabar itu.

Para aktivis kampus menyerukan gencatan senjata dalam perang Israel dengan Hamas.

Mereka juga menyarakan agar perguruan tinggi memutuskan hubungan dengan Israel serta dengan perusahaan-perusahaan yang menurut mereka mendapat keuntungan dari konflik tersebut.

Protes-protes tersebut telah menjadi tantangan besar bagi para administrator universitas yang berusaha menyeimbangkan komitmen terhadap kebebasan berekspresi dengan keluhan bahwa unjuk rasa tersebut telah berbelok ke arah anti-Semitisme dan ujaran kebencian.

Polisi telah melakukan penangkapan besar-besaran di universitas-universitas dalam beberapa hari terakhir, terkadang menggunakan bahan kimia iritasi dan tasers untuk membubarkan para demonstran.

Dalam sebuah pernyataan di X, Northeastern mengatakan bahwa area di kampus tempat protes diadakan sekarang "sepenuhnya aman" dan "semua operasi kampus telah kembali normal".

Baca juga: Saat Protes Menentang Perang di Gaza Meluas di Kampus-kampus Elite AS...

Pihak kampus mengatakan bahwa mereka mengambil langkah tersebut setelah "apa yang dimulai sebagai demonstrasi mahasiswa dua hari yang lalu disusupi oleh penyelenggara profesional yang tidak memiliki afiliasi dengan Northeastern."

Ditambahkan bahwa orang-orang yang ditahan yang menunjukkan kartu identitas sekolah yang sah telah dibebaskan dan akan menghadapi proses disipliner, bukan tindakan hukum.

"Mereka yang menolak untuk mengungkapkan afiliasi mereka ditahan," kata pihak kampus

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Global
Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Global
Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Global
[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

Global
ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com