Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidang Kasus Suap Trump Dibuka, Jadi Mantan Presiden AS Pertama Hadapi Pengadilan Pidana

Kompas.com - 15/04/2024, 22:19 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP,Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com - Donald Trump resmi menjadi mantan presiden AS pertama yang mengadapi pengadilan pidana.

Itu terjadi setelah Trump muncul di pengadilan Manhattan, New York, pada Senin (15/4/2024) ini, untuk menghadapi dakwaan yang berasal dari pembayaran uang tutup mulut kepada bintang porno, Strormy Daniels.

"Selamat pagi Tuan Trump," kata Hakim Juan Merchan kepada terdakwa di ruang sidang.

Baca juga: Duduk Perkara Kasus Trump dengan Bintang Porno Stormy Daniels

Kandidat calon presiden AS dari Partai Republik itu tampak duduk dengan bahu bungkuk dan ekspresi tegas.

Persidangan kasus uang tutup mulut Donald Trump ini akan dimulai dengan pemilihan juri. Namun, mengingat betapa kemasyhurannya kasus ini, kemungkinan dibutuhkan waktu hingga dua minggu bagi para pengacara pembela dan jaksa penuntut untuk menyepakati panel yang terdiri dari 12 juri.

Trump, yang mengenakan dasi merah, kemeja putih, dan jas biru khasnya, menunjukkan sikap menantang.

Dia mengatakan kepada kerumunan wartawan setibanya di gedung pengadilan Manhattan, bahwa persidangannya kali ini merupakan sebuah "kekejian" dan "serangan terhadap Amerika".

Sebagaimana dilansir AFP, sososk politikus dan miliader itu kemudian melangkah masuk ke ruang sidang, berjalan melewati sembilan baris bangku kayu dan mengambil tempat duduknya.

Pria berusia 77 tahun ini dituduh memalsukan catatan bisnis dalam sebuah skema untuk menutupi dugaan hubungan seksual dengan aktris film dewasa Stormy Daniels untuk melindungi kampanye pemilihan Trump pada Pilpres AS 2016 dari gejolak di menit-menit terakhir.

Perselingkuhan dengan uang tutup mulut ini menjadi salah satu dari empat kasus kriminal yang membayangi Trump.

Baca juga: Jaksa: Trump Bayar Uang Tutup Mulut ke Bintang Porno, Model Majalah Playboy, dan Doorman

Jika terbukti bersalah dalam kasus uang tutup mulut, Trump berpotensi menghadapi hukuman penjara bertahun-tahun.

Tetapi, para pengamat hukum menganggap hal itu kecil kemungkinan akan terjadi.

Meski begitu, prospek Trump menjadi penjahat yang dihukum memberikan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya ke dalam pemilu 5 November, di mana ia ingin mengalahkan Biden dan merebut kembali Gedung Putih.

Trump mencalonkan diri dengan sumpah "pembalasan" dan berusaha memutarbalikkan kasus-kasus kriminalnya sebagai bukti penganiayaan.

Sebelumnya, berusaha mempertahankan keberaniannya yang khas, Trump mengatakan pekan lalu bahwa dia akan bersaksi dalam persidangan -sebuah langkah yang sangat tidak biasa dan seringkali berisiko bagi para terdakwa.

Kasus suap Trump

Untuk pemilihan juri, sekelompok warga biasa yang dikumpulkan oleh Merchan harus menjawab kuesioner, termasuk pertanyaan apakah mereka pernah menjadi anggota kelompok sayap kanan.

Tuduhan yang sebenarnya berkisar pada hukum keuangan yang sangat teknis.

Trump dituduh secara ilegal menutupi pengiriman uang kepada pengacara lamanya, Michael Cohen, yang menggunakan dana tersebut untuk membayar Stormy Daniels agar tetap diam tentang dugaan hubungan seksual pada minggu-minggu terakhir kampanye pemilu 2016.

Baca juga: Mengungkap Sosok di Balik Situs Porno yang Jual Video Pelecehan Seksual Perempuan di Transportasi Umum Asia

Dewan juri di New York mendakwa Trump pada Maret 2023 atas pembayaran yang dilakukan kepada Daniels, yang bernama asli Stephanie Clifford, dan mantan presiden tersebut didakwa dengan 34 tuduhan memalsukan catatan bisnis. 

Dia menyangkal tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa pertemuan dengan Clifford dan satu lagi dengan seorang model Playboy, yang ceritanya juga diduga ditutup-tutupi, tidak pernah terjadi.

Trump juga mengkelaim bahwa ia tidak akan mendapatkan pengadilan yang adil di New York yang sangat demokratis.

Bahkan jika terbukti bersalah, Trump akan dapat mengajukan banding dan tidak akan dilarang untuk terus mencalonkan diri, atau bahkan terpilih sebagai presiden pada tanggal 5 November.

4 kasus kriminal Trump

Tiga kasus kriminal Trump lainnya semuanya menghadapi banyak penundaan. Ini termasuk, kasus yang berpusat pada dugaan penimbunan dokumen rahasia di Florida setelah ia meninggalkan Gedung Putih dan keterlibatannya dalam upaya untuk membatalkan pemilu 2020.

Dalam kasus New York, Trump telah berulang kali gagal mendapatkan penundaan yang berarti, dan Merchan telah mengisyaratkan bahwa ia akan menjalankan persidangan dengan tegas.

Pekan lalu, hakim memperpanjang perintah penundaan yang sudah ada, yang diberlakukan untuk mencegah Trump menyerang pihak-pihak yang terlibat dalam persidangan, dan memperluasnya untuk mencakup anggota keluarga hakim dan Jaksa Penuntut Umum Manhattan, Alvin Bragg, jaksa penuntut utama.

Perluasan perintah tersebut dilakukan setelah Trump mengecam Merchan dan putrinya dalam serangkaian unggahan di Truth Social.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com