SEOUL, KOMPAS.com - Sebuah organisasi pasien Korea Selatan pada Selasa (19/3/2024) mengatakan, situasi di rumah sakit-rumah sakit lebih buruk daripada yang diklaim oleh Pemerintah dan kalangan medis di tengah-tengah aksi mogok yang dilakukan ribuan dokter junior.
Ketua Dewan Hak-Hak Pasien Kanker Korea, Kim Sung-ju, mengatakan kepada para wartawan asing, bahwa rencana operasi dan kemoterapi telah dibatalkan.
"Bahkan ada pasien yang meninggal sehari setelah dipindahkan ke tempat perawatan pasien stadium akhir,” kata Kim, dikutip dari Associated Press (AP).
Baca juga: Korea Selatan Mulai Cabut Izin Dokter yang Mogok Kerja
Sementara, Ketua Kelompok Pasien Myeloma Kore Baek Min-hwan meminta Pemerintah dan dokter harus berhenti bermain-main dengan pasien sebagai jaminan.
Baek juga mengatakan skenario yang paling baik adalah pemerintah dan dokter bertemu sesegera mungkin dan berkompromi.
Para dokter junior atau muda di Korea Selatan seperti diketahui telah meninggalkan tugas selama sebulan ini.
Mereka memprotes terkait rencana pemeirntah untuk menambah 2.000 lagi kuota mahasiswa kedokteran baru per tahun.
Namun, Pemerintah pada Selasa pagi mengatakan tidak akan mundur dan akan melanjutkan rencana reformasi medisnya guna melindungi kesehatan dan jiwa rakyat Korea Selatan.
Pemerintah pun dikabarkan telah mulai mencabut izin dokter yang ikut serta dalam aksi mogok kerja.
Asosiasi Medis Korea Selatan (KMA) pada Selasa mengatakan, Pemerintah telah membekukan izin praktik dua dokter.
Baca juga:
Dilansir AFP, itu menjadi tindakan hukuman pertama atas aksi mogok kerja yang telah berlangsung selama sebulan oleh para dokter, yang menyebabkan kekacauan layanan kesehatan di "Negeri Gingseng".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.