Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Selatan Akan Memulai Tindakan Hukum pada Dokter yang Mogok Kerja

Kompas.com - 04/03/2024, 11:49 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

SEOUL, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Korea Selatan menyatakan bahwa pihak berwenang akan memulai tindakan hukum terhadap para dokter yang melakukan aksi mogok kerja.

Tindakan ini diberikan karena calon dokter mengabaikan ultimatum untuk mengakhiri pemogokan atas rencana pemerintah untuk meningkatkan penerimaan sekolah kedokteran.

Dikutip dari Reuters pada Senin (4/3/2024), sekitar 9.000 dokter residen dan dokter magang, atau sekitar 70 persen dari total dokter di negara tersebut, telah berhenti dari pekerjaannya sejak 20 Februari.

Baca juga: Polisi Korea Selatan Gerebek Kantor Asosiasi Medis Terkait Aksi Mogok Dokter

Hal itu menyebabkan pembatalan beberapa operasi dan perawatan serta membebani unit gawat darurat di sejumlah rumah sakit Korea Selatan.

Pemerintah telah memperingatkan para dokter peserta pelatihan yang melakukan protes bahwa mereka dapat menghadapi sanksi administratif dan hukum.

Termasuk penangguhan izin medis dan denda atau hukuman penjara jika mereka tidak kembali bekerja pada akhir bulan lalu.

"Mulai hari ini, kami berencana melakukan inspeksi di tempat untuk memastikan dokter peserta pelatihan yang belum kembali, maka akan diambil tindakan sesuai hukum dan prinsip tanpa pengecualian," kata Menteri Kesehatan Cho Kyoo-hong dalam jumpa pers yang disiarkan televisi.

"Harap diingat bahwa dokter yang belum kembali mungkin nanti akan mengalami masalah serius dalam jalur karier pribadinya," tegas dia.

Untuk para dokter yang melakukan protes dan kembali ke lapangan, Choo mengatakan, pemerintah akan mempertimbangkan keadaan yang meringankan ketika mempertimbangkan tindakan apa pun terhadap mereka.

Baca juga: Dokter yang Mogok Kerja di Korea Selatan Diminta Kembali Bekerja

Kemudian, Wakil Menteri Kesehatan Park Min-soo mengatakan pada sebuah pengarahan bahwa pemerintah akan mengambil langkah-langkah untuk menangguhkan izin medis dari sekitar 7.000 dokter peserta pelatihan yang telah meninggalkan pekerjaan mereka.

Namun, hingga kini, hanya ada sedikit tanda-tanda dari kedua pihak yang akan mundur.

Sebelumnya, ribuan dokter Korea Selatan mengadakan unjuk rasa massal pada hari Minggu yang diselenggarakan oleh Asosiasi Medis Korea (KMA) yang mewakili praktisi swasta, menentang seruan resmi agar dokter peserta pelatihan kembali bekerja.

Asosiasi Medis Dunia, sebuah kelompok yang mewakili para dokter, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu bahwa mereka mengecam keras tindakan Pemerintah Korea dalam upaya membungkam suara para pemimpin terpilih dalam Asosiasi Medis Korea.

Asosiasi tersebut juga menegaskan akan hak dokter untuk tindakan kolektif, termasuk pemogokan.

Para dokter muda yang melakukan protes menyatakan pemerintah harus memperhatikan gaji dan kondisi kerja terlebih dahulu sebelum mencoba menambah jumlah dokter.

Halaman:

Terkini Lainnya

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com