Semua janji kepada sekutu AS ini bergantung pada pemungutan suara Senat yang diperkirakan akan segera dilakukan.
Meningkatnya biaya keamanan di Timur Tengah kini melebihi $15,4 miliar yang diminta Komando Indo-Pasifik AS pada tahun 2024.
Yakni untuk proyek-proyek melawan militer China, yang telah lama menjadi prioritas strategis presiden AS setelah perang di Irak dan Afghanistan.
Sementara itu, kapal induk super Angkatan Laut AS, yang merupakan tulang punggung operasi militer globalnya, kekurangan pasokan.
Amerika memiliki 11 kapal bertenaga nuklir yang berbobot lebih dari 100.000 ton, namun biasanya hanya tiga atau empat kapal yang bisa berlayar pada waktu tertentu.
Tiga kapal saat ini berada di Pasifik, USS Ronald Reagan, USS Carl Vinson, dan USS Theodore Roosevelt, ikut serta dalam latihan militer dengan Jepang, sedangkan USS Dwight D Eisenhower berada di Laut Merah.
"Saya pikir tantangan yang dihadapi pemerintahan Biden ada dua yaitu tantangan militer dan tantangan politik," kata Cohen.
"Dari segi militer, kami dapat mencurahkan lebih banyak aset kepada Houthi, namun kami tidak ingin mengalihkan aset dari Eropa dan Indo-Pasifik pada saat yang bersamaan. Dari segi politik, pemerintahan Biden benar-benar tidak ingin melihat dirinya terlibat dalam perang Timur Tengah lagi, terutama saat ini kita sedang memasuki tahun pemilu," jelasnya.
Mengoperasikan Dwight D Eisenhower, serta kapal pendukungnya dalam kelompok kapal induk, memerlukan biaya antara $6 juta dan $8 juta per hari, antara $2 miliar dan $3 miliar per tahun.
Namun para ahli mengatakan AS perlu mengirim bala bantuan hanya untuk melindungi penempatannya saat ini di Laut Merah, setelah serangan rudal terhadap kapal angkatan laut AS pada Januari.
Baca juga: Identifikasi sebagai Ancaman, Pasukan AS Serang 5 Rudal Houthi Yaman
"Saya pikir AS berada dalam posisi yang sangat sulit. Di satu sisi kita meningkatkan aset militer ke wilayah tersebut untuk mencoba mencegah perluasan konflik, di sisi lain kita mungkin memusuhi Iran dan tentu saja memberikan lebih banyak target," jelas Michael Patrick Mulroy, mantan wakil asisten menteri pertahanan untuk PBB di Timur Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.