Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Dituding Pasok Rudal ke Rusia untuk Serang Ukraina Baru-baru Ini

Kompas.com - 05/01/2024, 07:50 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Gedung Putih pada Kamis (4/1/2024) menuding Korea Utara telah memberi Rusia rudal balistik dan peluncur rudal yang digunakan dalam serangan baru-baru ini terhadap Ukraina.

Dikatakan, Rusia juga telah berupaya memperoleh rudal dari sekutunya, Iran, ketika negara itu tengah menghadapi kekurangan senjata setelah hampir dua tahun menyerang Ukraina.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan, rudal yang dipasok Pyongyang dengan jangkauan sekitar 900 kilometer ditembakkan oleh Rusia dalam dua serangan terhadap Ukraina dalam seminggu terakhir.

Baca juga: Dampak Gempa Jepang: Peringatan Tsunami di Rusia, Korea Utara, dan Korea Selatan

“Informasi kami menunjukkan bahwa Republik Demokratik Rakyat Korea baru-baru ini memberi Rusia peluncur rudal balistik dan beberapa rudal balistik,” kata Kirby kepada wartawan dalam penjelasannya di Gedung Putih.

Ia menyebut, ini adalah peningkatan dukungan Korea Utara yang signifikan dan mengkhawatirkan terhadap Rusia.

Dengan ini, Kirby menganggap sangat penting untuk Kongres AS segera meloloskan paket bantuan militer bagi Ukraina, yang tanpanya bantuan militer akan segera habis.

Ia menegaskan bahwa bantuan pertahanan udara bagi Ukraina, yang dalam beberapa hari terakhir memperoleh serangan dari Rusia benar-benar merupakan prioritas.

“Sangat penting bagi Kongres untuk menyadari momen ini dan merespons dengan menyediakan apa yang dibutuhkan Ukraina untuk membela diri. Saatnya bagi Kongres untuk bertindak sekarang,” katanya, sebagaimana dikutip dari AFP.

Kirby merinci, pasukan Rusia telah meluncurkan setidaknya satu rudal yang dipasok Korea Utara pada tanggal 30 Desember, yang mendarat di lapangan terbuka di wilayah Zaporizhzhia.

Baca juga:

Pasukan Moskwa kemudian menembakkan beberapa rudal balistik ke Ukraina sebagai bagian dari serangan udara massal pada 2 Januari.

Ia menyebut, Amerika Serikat dan sekutunya kini akan mengangkat masalah ini ke Dewan Keamanan PBB karena hal ini merupakan pelanggaran sanksi PBB terhadap Korea Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com