Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KALEIDOSKOP INTERNASIONAL NOVEMBER 2023: Jokowi Bertemu Biden | Heboh Pengungsi Rohingya Datang

Kompas.com - 30/12/2023, 13:00 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Ada banyak kejadian atau peristiwa internasional yang menonjol selama November 2023. Salah satunya perang Israel-Hamas yang kian memanas.

Selama perang di Gaza, ada beberapa warga negara Indonesia (WNI) yang memilih bertahan dan menetap untuk membantu warga Gaza.

Kabar internasional lainnya ialah terkait pengungsi Rohingya yang memilih Indonesia sebagai tempat mengungsi.

Baca juga: KALEIDOSKOP INTERNASIONAL SEPTEMBER 2023: Heboh Yudi Saputra Hilang | Kebakaran Pesta Pernikahan Irak

Selain itu, Raja Malaysia Sultan Abdullah mengajak Pangeran Albert II dari Monaco untuk minum cendol di warung pinggir jalan, Selasa (28/11/2023).

Berikut ini Kaleidoskop Internasional November 2023 yang bisa disimak oleh masyarakat:

1. AS setujui bantuan militer Rp 225 triliun untuk Israel

Majelis rendah Kongres AS yang dipimpin oleh Partai Republik meloloskan paket bantuan senilai 14,3 miliar US dolar (sekitar Rp 225,4 triliun) untuk Israel pada Kamis (2/11/2023).

DPR AS telah memilih suara yang sebagian besar sejalan dengan partai dengan suara 226-196 untuk mengeluarkan Undang-Undang Alokasi Tambahan Keamanan Israel tahun 2024 dari majelis.

Selain dana lebih dari Rp 225 triliun untuk Israel, Presiden Biden juga meminta dana baru sebesar 61 miliar US dolar (sekitar Rp 962 triliun) untuk Ukraina setelah hampir menghabiskan semua dana yang sebelumnya dialokasikan untuk memperkuat pasukan Kyiv, serta dana tambahan untuk keamanan perbatasan dan prioritas kebijakan lainnya.

Lebih dari 9 miliar dollar AS (sekitar Rp 141,9 triliun) sedang dicari untuk mendanai proyek bantuan kemanusiaan, termasuk di Gaza.

AS telah memberi Israel bantuan militer sekitar 3,8 miliar US dolar (sekitar Rp 59,9 triliun) setiap tahunnya, jumlah terbesar dibandingkan negara mana pun di seluruh dunia.

Baca juga: KALEIDOSKOP INTERNASIONAL AGUSTUS 2023: Trump Ditahan | Srettha Thavisin Jadi PM Thailand | Prigozhin Tewas

2. Hasil pertemuan Biden dan Jokowi di AS

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden merasa terhormat menyambut Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Gedung Putih, Washington DC, Senin (13/11/2023).

Pertemuan kedua pemimpin ini menandai fase baru yang bersejarah dalam kerja sama bilateral dan persahabatan antara negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia.

Dalam rangka merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dan mengakui nilai-nilai bersama kedua negara yaitu demokrasi dan pluralisme serta komitmen bersama terhadap tatanan internasional berbasis aturan, Biden dan Jokowi berkomitmen untuk meningkatkan hubungan AS-Indonesia menuju Kemitraan Strategis Komprehensif.

Amerika Serikat dan Indonesia bermaksud tetap menjadi sahabat dan mitra dekat, bergandengan tangan untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik dan menangani tantangan-tantangan yang muncul di abad ke-21.

Kedua negara juga mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif, terus memperkuat transisi energi bersih, memperdalam hubungan antar-masyarakat serta memperdalam perdamaian dan stabilitas Indo-Pasifik.

Selain itu, kedua negara juga sepakat kerja sama dalam hal pertahanan AS-Indonesia juga membina kemitraan jangka panjang.

3. Cerita WNI di Gaza, bertahan di tengah perang Israel-Hamas

"Saya dan juga dua relawan MER-C lainnya memilih untuk menetap di Gaza mengingat kami akan terus membantu warga Gaza, yang saat ini banyak sekali membutuhkan bantuan-bantuan dan juga terkhusus kita akan membantu juga ke Rumah Sakit Indonesia yang sampai saat ini, warga-warga yang mengalami luka-luka terus dilarikan ke rumah sakit Indonesia," ujar relawan MER-C di Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Fikri Rofiul Haq.

Ia memilih bertahan di Gaza bersama rekan-rekannya, sementara warga lain telah mengungsi di tengah kemelut yang berkecamuk di Gaza.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia menegaskan, RS Indonesia di Gaza adalah fasilitas yang dibangun masyarakat Indonesia sepenuhnya untuk tujuan kemanusiaan dan untuk melayani kebutuhan medis masyarakat Palestina di Gaza.

Beberapa waktu lalu ketika tank-tank masuk ke jalur Gaza, Fikri dan rekan-rekan Indonesia lainnya sempat memikirkan bagaimana keputusan yang harus diambil, tetap bertahan atau mengungsi.

Baca juga: Kelaparan di Gaza Meningkat, PBB: Bisa Picu Warga Eksodus ke Mesir

"Jawaban saya tegas: Kami akan tetap terus tinggal, akan tetap terus berada di Jalur Gaza, karena kalau kami mengungsi tidak ada perwakilan dari Indonesia lagi, terutama perwakilan di Rumah Sakit Indonesia untuk membantu warga Gaza, yang sampai saat ini masih membutuhkan bantuan," tutur Fikri.

Fikri bercerita, keluarganya juga mendukung keputusannya untuk memilih bertahan di Gaza. Juga tim MER-C pusat mendukung dan juga terus mendoakan keselamatan bagi para WNI dan juga keselamatan bagi warga Gaza.

"Dan juga terlebih ayah saya sendiri sangat mendukung, di mana memang sudah sepuluh tahun menjadi relawan MER-C yang berada di Jalur Gaza semenjak 2012 sampai 2020," tambah Fikri.

Meski demikian, mereka yang berada di Gaza mulai mengalami kelangkaan air bersih.

"Kami sudah kehabisan stok air bersih, di mana kami harus mengambil stok air bersih ke Rumah Sakit Indonesia. Dan juga para warga di sekitar sini, dan ada tiga sekolah yang ada di sekitar Rumah Sakit Indonesia mereka semua mengambil air bersih ke Rumah Sakit Indonesia," terangnya.

Sementara untuk makan, ia dan rekan-rekannya mengandalkan bantuan yang masuk ke Gaza. "Tim MER-C yang ada di sini sempat menahan rasa lapar untuk terus bekerja, untuk terus membantu, untuk terus meng-update situasi-situasi di sini,” papar Fikri.

Meski demikian, jelang gencatan senjata atau akhir November, Fikri dan rekan-rekannya akhirnya memilih untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman karena tank dan tentara Israel mengepung dan menyerang Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas pada Senin (20/11/2023) menyebut, sedikitnya 12 orang tewas dalam serangan Israel ke RS Indonesia di Gaza.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan korban tewas adalan pasien dan pendamping mereka termasuk di antara korban tewas dalam serangan Israel ke rumah sakit di wilayah Jalur Gaza utara tersebut.

Dia mengatakan, serangan Israel ke RS Indonesia di Gaza juga telah melukai puluhan orang lainnya.

4. Mengenal siapa itu pengungsi Rohingya dan kenapa banyak menuju Indonesia

Pencarian kata “Rohingya” dalam mesin pencarian Google mengalami peningkatan dalam beberapa pekan terakhir, menyusul sejumlah insiden penolakan warga Aceh atas kehadiran kelompok etnis Indo-Arya di Tanah Rencong.

Sejak 14 November lalu, Badan PBB yang menangani pengungsi (UNHCR) mencatat bahwa Aceh telah kedatangan 1.075 pengungsi Rohingya yang tiba dalam enam gelombang.

Siapa itu Rohingya? Rohingya warga mana? Rohingya negara mana? Pengungsi Rohingya berasal dari mana? Rohingya negara asal mana? Asal-usul Rohingya?

Itu adalah sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang terus dicari dalam mesin pencarian.

Pada dasarnya pertanyaan-pertanyaan tersebut merujuk identitas Rohingya, kewarganegaraan, dan negara asal.

Baca juga: 300 Pengungsi Rohingya Mendarat Lagi di Aceh, Ditemukan Tumpukan Kartu Pengungsi PBB

Rohingya adalah kelompok etnis minoritas Muslim yang telah tinggal selama berabad-abad di Myanmar, negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha, menurut Badan Pengungsi PBB, UNHCR.

5. Gencatan senjata 4 hari Israel-Hamas resmi dimulai

Gencatan senjata selama empat hari dalam perang Israel-Hamas resmi dimulai pada Jumat (24/11/2023) pukul 07.00 waktu setempat atau 12.00 WIB.

Kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas kali ini terwujud atas upaya negosiasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS).

Ini menjadi jeda pertempuran pertama dalam perang tujuh pekan yang telah menewaskan belasan ribu orang di kedua belah pihak.

Dalam gencatan senjata tersebut, sejumlah sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza akan dibebaskan dengan imbalan juga tahanan Palestina di Israel.

Selama empat hari, setidaknya 50 sandera diperkirakan akan dibebaskan, menyisakan sekitar 190 sandera yang masih berada di tangan militan Palestina.

Sebagai gantinya, 150 tahanan Palestina diperkirakan akan dibebaskan.

Kelompok pertama dari 39 perempuan dan anak-anak Palestina dibebaskan dari penjara Israel.

Ini dilakukan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas.

Dilansir dari Al Jazeera, mediator Qatar mengatakan 13 warga Israel, termasuk warga negara ganda, 10 warga Thailand dan satu warga Filipina, juga dibebaskan Hamas di Gaza.

Hamas pada Sabtu (25/11/2023) mengonfirmasi pembebasan sandera asal Israel untuk kali kedua, yang ditangkap dalam serangan 7 Oktober.

Pembebasan sandera ini dilakukan Hamas untuk merespons positif mediator Mesir dan Qatar guna memastikan kelanjutan perjanjian gencatan senjata.

Sebelumnya, Hamas menunda pembebasan sandera usai menuduh Israel melanggar perjanjian pengiriman bantuan kemanusiaan ke utara Jalur Gaza.

Baca juga: Mesir Tengahi Gencatan Senjata di Gaza, tapi Israel-Hamas Bersikeras dengan Tuntutannya

6. Raja Malaysia minum cendol bareng Pangeran Monako di warung pinggir jalan

Raja Malaysia Sultan Abdullah mengajak Pangeran Albert II dari Monako untuk meminum cendol di warung pinggir jalan.

Dalam keterangan Menteri Luar Negeri Malaysia Zabry Abdul Kadir di Facebook, Pangeran Albert II disambut di Istana Nasional Malaysia pada Selasa (28/11/2023).

Kedatangan Pangeran Monako disambut langsung oleh Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong dan istrinya, Tunku Azizah Aminah Maimunah Iskandariah. Pangeran Albert II dijadwalkan tinggal empat hari di Malaysia.

Saat Pangeran Albert II baru saja tiba, Sultan Abdullah mengajaknya berkeliling tempat wisata di negara bagian asalnya yaitu Pahang.

Kemudian, di laman Instagram resmi Istana Negara Malaysia, tampak sang raja mengajak Pangeran Albert II singgah dan menikmati minuman cendol di sebuah warung pinggir jalan.

7. Thailand akan jadi negara pertama di Asia Tenggara yang legalkan pernikahan sesama jenis

Kabinet pemerintah Thailand mengesahkan sebuah rancangan undang-undang yang akan mengubah Hukum Perdata dan Hukum Dagang negara tersebut untuk mendefinisikan pernikahan sebagai pernikahan antara dua "individu".

Jika disetujui oleh parlemen, ini akan menjadikan Thailand sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang melegalkan pernikahan sesama jenis dan hanya yang kedua di seluruh Asia, setelah Taiwan.

Pemerintah berharap dapat bergerak cepat dan mengadakan pemungutan suara pertama dari tiga pemungutan suara yang harus dilalui RUU tersebut untuk menjadi undang-undang pada bulan depan.

"Perdana Menteri mendorong RUU ini dengan sangat keras. Dia ingin melihat RUU ini muncul dalam debat parlemen sesegera mungkin," kata juru bicara pemerintah Chai Watcharong.

Jika disetujui, semua hak hukum setelah mereka menikah akan menjadi 100 persen seperti pria dan wanita.

Baca juga: Takut Meninggal Sendirian di Rumah, Nenek Berkecukupan Ini Pilih Menggelandang di Pusat Kota

"Kami menganggap bahwa tidak ada alasan untuk mengatakan tidak karena orang harus memiliki hak untuk memutuskan cara hidup mereka sendiri. Meskipun mereka laki-laki dan perempuan, mereka saling mencintai satu sama lain. Jadi mereka harus memiliki hak," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com