Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ahmad Syaifuddin Zuhri
Direktur Sino-Nusantara Institute

Direktur Sino-Nusantara Institute, Mahasiswa PhD Hubungan Internasional, Central China Normal University (CCNU) Wuhan, China.

Konflik Palestina-Israel, Dukungan Barat, dan Peran Internasional

Kompas.com - 27/10/2023, 09:56 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERANG Israel-Palestina yang saat ini masih berlangsung oleh kelompok Hamas yang menguasai Gaza dan Israel sejak 7 Oktober lalu, setidaknya sudah menelan korban ribuan orang.

Perang yang sudah berjalan setengah bulan lebih membuat dunia prihatin. Ini merupakan perang paling mematikan di antara lima perang di Gaza bagi kedua belah pihak.

Israel sepertinya belum ada niat untuk mengurangi serangan dan blokadenya ke Gaza.

Sebelumnya, dalam kurun 2008 hingga 2021, Israel tercatat telah melakukan empat serangan militer berkepanjangan di Gaza, yakni pada 2008, 2012, 2014, dan 2021.

Pada 2008, perang bahkan melibatkan penggunaan gas fosfor oleh pasukan Israel.

Pada 10 Mei 2021, Israel melancarkan serangan ke Masjid Al-Aqsa yang dipicu perebutan wilayah Yerusalem Timur, tepatnya Sheikh Jarrah.

Konflik di Timur Tengah secara umum tak lepas dari pengaruh dan dukungan Barat, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.

Amerika Serikat memiliki hubungan spesial dengan Israel dan hal inilah yang merupakan penghambat dari keberhasilan proses mediasi untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina.

Sejak kemenangan Israel pada perang enam hari pada 1967, AS di bawah kepemimpinan Lyndon Johnson semakin memperkuat kerjasama keamanan dengan Israel.

Hal ini berlanjut di bawah kepemimpinan Reagan yang pada 1980 memberikan posisi kepada Israel sebagai negara aliansi di Timur Tengah.

Sejak 1970 hingga 2019, setidaknya AS telah memveto 83 resolusi Dewan Keamanan PBB terkait dengan konflik Israel-Palestina.

Dukungan AS dan sekutu

Dukungan AS terhadap Israel tak lepas dari kepentingan nasional AS. Konsep kepentingan nasional menurut Hans J. Morgenthau memuat artian berbagai macam hal yang secara logika, kesamaan dengan isinya, kekuasaan (power) dan kepentingan (interest).

Kebijakan luar negeri Amerika Serikat didasarkan pada kepentingan strategis untuk menciptakan kondisi di mana negara mendukung dan menyesuaikan kepentingannya dengan Amerika Serikat.

Salah satunya dilakukan dengan cara mencegah penyebaran pengaruh dari negara lain yang dinilai sama kuatnya dengan Amerika Serikat.

Bagi AS, Timur Tengah memiliki posisi strategis untuk mendorong beberapa kepentingan nasional Amerika Serikat di kawasan tersebut.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com