PYONGYANG, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tiba di Korea Utara pada Rabu (18/10/2023), menurut laporan kantor berita Rusia TASS.
Kunjungan dua hari ini diperkirakan fokus pada persiapan kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Korut, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, dikutip dari kantor berita AFP.
Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un bulan lalu mengunjungi Rusia dan mengundang balik Putin untuk mendatangi negaranya.
Baca juga: Putin Terima Undangan Kunjungi Thailand dan Vietnam
Pertemuan Kim dengan Putin meningkatkan kekhawatiran Barat bahwa Pyongyang dapat memberikan senjata kepada Moskwa untuk perang di Ukraina.
Pada Jumat (13/10/2023), Amerika Serikat mengatakan bahwa pengiriman senjata Korea Utara sudah berlangsung berupa lebih dari 1.000 kontainer peralatan militer dan amunisi ke Rusia dalam beberapa pekan terakhir.
Menurut grafik dari Gedung Putih, muatan kontainer dikirim melalui laut dari Najin di Korea Utara ke Dunay di Rusia antara tanggal 1 September-1 Oktober 2023.
Muatan-muatan tersebut kemudian dikirim dengan kereta api ke depot amunisi sekitar 290 kilometer dari perbatasan Ukraina.
Namun, Kremlin pada Selasa (17/10/2023) menuding AS tidak memiliki bukti pengiriman senjata tersebut.
“Mereka terus melaporkannya, tanpa memberikan bukti apa pun,” kata Peskov kepada kantor berita Rusia, ketika ditanya tentang laporan pengiriman senjata.
Baca juga:
Secara terpisah, analis Beyond Parallel yang berbasis di Washington pekan lalu merilis gambar satelit yang menunjukkan peningkatan lalu lintas kereta api dan belum pernah terjadi sebelumnya di sepanjang perbatasan Rusia-Korea Utara.
Banyaknya aktivitas tersebut kemungkinan mengindikasikan pasokan senjata dan amunisi Korea Utara ke Rusia, menurut laporan Beyond Parallel, dikutip dari kantor berita AFP.
Meskipun Rusia meningkatkan produksi peluru tahun ini hingga diperkirakan mencapai 2,5 juta, para analis berpendapat jumlah tersebut mungkin tidak memenuhi kebutuhan di medan perang.
Menurut data Ukraina, pasukan Rusia menembakkan sekitar 60.000 peluru per hari.
Adapun Korea Utara adalah produsen massal persenjataan konvensional dan memiliki banyak stok bahan perang era Soviet, tetapi kondisinya tidak diketahui.
Baca juga: Kim Jong Un Pulang ke Korea Utara, Bawa Pulang Hadiah 5 Drone dari Rusia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.