MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia mempertimbangkan akan mengikuti langkah China untuk menerapkan larangan impor makanan laur dari Jepang.
Itu terjadi setelah Jepang mulai membuang air limbah PLTN Fukushima ke laut Pasisik pada bulan lalu, yang menuai kecaman keras dari China.
Sebagai respons, China lantas memberlakukan larangan total pada semua impor produk perairan dari Jepang.
Baca juga: PM Solomon: Jika Limbah PLTN Fukushima Aman, Seharusnya Disimpan di Jepang
Badan pengawas keamanan pangan Rusia, Rosselkhoznadzor, pada Selasa mengatakan, telah membahas masalah ekspor makanan Jepang dengan rekan-rekan mereka di China.
Rusia adalah salah satu pemasok produk laut terbesar ke China dan sedang berusaha untuk meningkatkan pangsa pasarnya.
"Dengan mempertimbangkan kemungkinan risiko kontaminasi radiasi pada produk, Rosselkhoznadzor sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk bergabung dengan pembatasan China terhadap pasokan produk ikan dari Jepang," kata Rosselkhoznadzor dalam sebuah pernyataan.
"Keputusan akhir akan dibuat setelah negosiasi dengan pihak Jepang," tambah mereka, dikutip dari Reuters.
Sejauh ini tahun ini, Rusia tercatat telah mengimpor 118 ton makanan laut Jepang.
Rosselkhoznadzor mengatakan, telah mengirimkan surat kepada Jepang mengenai perlunya mengadakan pembicaraan dan meminta informasi mengenai pengujian radiologi Jepang terhadap produk ikan yang diekspor pada 16 Oktober, termasuk tritium.
Pada Rabu (27/9/2023) ini, Juru bicara Pemerintah Jepang, Hirokazu Matsuno, menyampaikan pihaknya akan mencermati pengumuman Rusia tersebut.
Baca juga: Nelayan Jepang Tuntut Pembuangan Limbah PLTN Fukushima Dihentikan
Jepang mengatakan air tersebut aman setelah diolah untuk menghilangkan sebagian besar unsur radioaktif kecuali tritium, sebuah radionuklida yang sulit dipisahkan dari air. Air tersebut kemudian dilarutkan hingga mencapai tingkat yang diterima secara internasional sebelum dilepaskan.
Jepang mengatakan bahwa kritik dari Rusia dan Cina tidak didukung oleh bukti ilmiah.
"Kami sangat meminta Rusia untuk bertindak berdasarkan bukti ilmiah," kata Matsuno pada konferensi pers pada Rabu.
Dia menambahkan bahwa Rusia adalah anggota tim ahli Fukushima dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), yang pada bulan Juli lalu menyetujui rencana pelepasan air tersebut.
Pada Senin, dalam laporan terbarunya tentang pengujian air, Kementerian Lingkungan Hidup Jepang mengatakan hasil analisis air laut, yang diambil sampelnya pada tanggal 19 September, menunjukkan konsentrasi tritium berada di bawah batas bawah deteksi di semua 11 titik pengambilan sampel dan tidak akan berdampak buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan.
Rusia juga mendeteksi tidak ada penyimpangan dalam sampel laut yang digunakan untuk pengujian di wilayah Rusia yang relatif dekat dengan tempat air yang telah diolah dilepaskan.
Hal itu dilapokan Media Rusia, Interfax, dengan mengutip informasi dari cabang timur jauh Rosselkhoznadzor pada Selasa.
Baca juga: IAEA Pastikan Air Limbah PLTN Fukushima yang Dibuang Sejauh Ini Tak Berbahaya
Menurut badan perikanan Rusia, Rusia mengekspor 2,3 juta metrik ton produk laut tahun lalu senilai sekitar 6,1 miliar dolar AS, sekitar setengah dari hasil tangkapannya secara keseluruhan, dengan China, Korea Selatan dan Jepang sebagai importir terbesar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.