Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Pemilu Spanyol Buntu, Belum Ada Kepastian PM Berikutnya

Kompas.com - 24/07/2023, 16:54 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Associated Press/VOA Indonesia

MADRID, KOMPAS.com - Spanyol tampaknya menuju kebuntuan politik setelah pemilihan nasional yang berlangsung pada Minggu (23/7/2023), berakhir dengan ketidakjelasan.

Akibatnya, partai-partai sayap kanan dan kiri di negara itu tidak mempunyai jalan yang jelas untuk membentuk pemerintahan baru.

Partai Populer (PP) yang beraliran konservatif memang memenangi pemilu, tetapi partai tersebut tidak mencapai harapan untuk meraih kemenangan yang jauh lebih besar yang bisa mendepak Perdana Menteri dari kubu Sosialis, Pedro Sanchez.

Baca juga: Kekeringan Parah di Spanyol Munculkan Gereja yang Terendam

Sebaliknya, jumlah suara yang diraih partai pimpinan kandidat Alberto Nunez Feijoo jauh di bawah ekspektasi jajak pendapat pada umumnya terkait kampanye.

Meskipun Partai Sosialis Sanchez meraih tempat kedua, mereka dan partai-partai sekutu merayakan keberhasilan tersebut seperti kemenangan.

Pasalnya, kekuatan gabungan mereka meraih kursi sedikit lebih banyak daripada PP dan sayap kanan.

Aliansi yang kemungkinan akan mendukung Sanchez memiliki total jumlah 172 kursi di parlemen, sementara kubu sayap kanan yang mendukung Feijoo mendapat 170 kursi.

Hasil pemilihan yang lebih ketat dari perkiraan ini kemungkinan akan menghasilkan perebutan politik selama berminggu-minggu dan ketidakpastian mengenai pemimpin negara berikutnya.

Baca juga: Berusia 115 Tahun, Wanita Spanyol Dinobatkan jadi Wanita Tertua di Dunia

Perdana menteri mendatang hanya akan dipilih setelah anggota parlemen ditetapkan di Kongres Deputi yang baru.

Tetapi peluang Sanchez untuk mendapat dukungan dari 176 anggota parlemen guna membentuk pemerintahan juga tidak besar. Jumlah 176 adalah mayoritas absolut di parlemen yang berbasis di Madrid.

Hasil perolehan suara tersebut telah membuat partai garis keras separatis Catalan Junts, yang berarti "Bersama," berpotensi sebagai penentu jalan bagi kemenangan Sanchez.

Jika Junts meminta diadakannya referendum untuk penentuan status wilayah timur laut Catalonia, tampaknya hal tersebut menjadi harga yang terlalu mahal yang harus dibayar Sanchez untuk melanggengkan kembali langkahnya menjadi perdana menteri.

"Kami tidak akan mendukung Pedro Sanchez sebagai perdana menteri jika kami tidak mendapatkan apapun," ujar Miriam Nogueras dari Partai Junts setelah hasil pemilihan pada hari Minggu itu membuat partainya kini memegang kendali.

Baca juga: Spanyol Geger Bom Surat, Perdana Menteri dan Kedubes Ukraina Dapat Kiriman

Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul Pemilu Spanyol Berakhir dengan Kebuntuan Politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com