Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Klaim Tak Akan Ledakkan Bom Tandan di Rusia

Kompas.com - 09/07/2023, 08:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

KYIV, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov menyambut baik keputusan AS untuk mengirim bom cluster ke Kyiv.

Dia mengatakan bom akan membantu membebaskan wilayah Ukraina.

Meski begitu dia berjanji amunisi tidak akan digunakan di Rusia.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Memasuki Hari Ke-500, PBB Kecam Kematian 9.000 Warga Sipil

Dilansir dari Reuters, AS mengumumkan pada hari Jumat (7/7/2023) bahwa mereka akan memasok Ukraina dengan munisi tandan yang dilarang secara luas untuk serangan balasannya terhadap pasukan pendudukan Rusia.

Reznikov mengatakan amunisi itu akan membantu menyelamatkan nyawa tentara Ukraina, menambahkan Ukraina akan menyimpan catatan ketat penggunaan mereka dan bertukar informasi dengan mitranya.

"Posisi kami sederhana. Kami perlu membebaskan wilayah kami yang diduduki sementara dan menyelamatkan nyawa rakyat kami," tulis Reznikov di Twitter.

"Ukraina akan menggunakan amunisi ini hanya untuk deokupasi wilayah kami yang diakui secara internasional. Amunisi ini tidak akan digunakan di wilayah Rusia yang diakui secara resmi," tambahnya.

Aunisi tandan dilarang oleh lebih dari 100 negara. Bom biasanya melepaskan sejumlah besar bom kecil yang dapat membunuh tanpa pandang bulu di area yang luas.

Bom yang gagal meledak menimbulkan bahaya selama beberapa dekade.

Moskwa kembali mengkritik keputusan AS pada hari Sabtu (8/7/2023), menggambarkannya sebagai contoh mengerikan dari sikap anti-Rusia Washington.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-499 Serangan Rusia ke Ukraina: Erdogan Beri Lampu Hijau, AS Kirim Bom Tandan

"Senjata ajaib lain, yang Washington dan Kyiv andalkan tanpa mempertimbangkan konsekuensi seriusnya, sama sekali tidak akan mempengaruhi jalannya operasi militer khusus, tujuan dan sasaran yang akan tercapai sepenuhnya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova.

Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Presiden AS Joe Biden, pada hari Jumat meminta untuk memberikan senjata ke Ukraina untuk merebut kembali wilayah yang direbut sejak Rusia menginvasi pada Februari 2022.

"Kami menyadari bahwa munisi tandan menimbulkan risiko bahaya sipil dari persenjataan yang tidak meledak," kata Sullivan kepada wartawan.

Baca juga: Bertemu Zelensky, Erdogan: Ukraina Pantas Jadi Anggota NATO

"Tetapi ada juga risiko besar kerusakan sipil jika pasukan dan tank Rusia menggulingkan posisi Ukraina dan mengambil lebih banyak wilayah lalu menaklukkan lebih banyak warga sipil Ukraina karena Ukraina tidak memiliki cukup artileri," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com