Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ASEAN Hadapi "Perang Dingin Baru" AS-China, Seberapa Kuat Posisi Indonesia sebagai Ketua?

Kompas.com - 09/05/2023, 10:25 WIB
Irawan Sapto Adhi

Editor

“Dalam KTT nanti akan diadopsi dokumen kerja sama penanggulangan perdagangan orang akibat penyalahgunaan teknologi,” kata Jokowi.

Baca juga: Di Myanmar, Konvoi yang Bawa Diplomat Indonesia Diserang Kelompok Bersenjata

Langkah konkret berupa upaya kolektif untuk mengatasi masalah perdagangan orang di ASEAN menjadi hal yang sangat dibutuhkan saat ini, menurut Teuku Rezasyah.

Dia menjelaskan, Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) merupakan dampak dari bebas visa hubungan antarmasyarakat di ASEAN yang dibarengi dengan kesulitan pemerintah setiap negara dalam mengawasi pergerakan orang-orangnya.

Ditambah lagi faktor godaan dari luar yang sangat besar.

“Dengan iming-iming gaji yang besar, tapi ternyata begitu kita keluar (negeri), kita sudah tidak berdaya," jelas Rezasyah.

Selain mengadopsi dokumen penanggulangan perdagangan orang KTT ke-42 ASEAN juga diharapkan akan menghasilkan sejumlah dokumen antara lain Statement Pemimpin ASEAN mengenai penguatan institusi ASEAN, Visi ASEAN pasca-2025, pelindungan pekerja migran dan keluarganya di masa krisis, kesehatan, ekosistem kendaraan listrik, serta pengembangan jejaring desa ASEAN.

Seberapa kuat posisi Indonesia di ASEAN?

Menurut Teuku Rezasyah, sebagai pengamat hubungan internasional, tanpa kedudukan sebagai ketua pun Indonesia memiliki kekuatan di kawasan.

"Kita negara pendiri, negara terbesar secara penduduk, terluas secara geografi, negara yang merdeka karena memerdekakan diri, ini menjadi modal psikologis Indonesia dalam memimpin ASEAN," ujar dia.

Namun, sebagai ketua, Indonesia harus tetap kaya inisiatif dan mampu melihat isu kritis dari perspektif yang lebih luas agar orang-orang tidak terjebak dengan asumsi bahwa ASEAN akan kesulitan ketika berhadapan dengan isu Myanmar, Laut China Selatan, dan juga untuk relevansi ASEAN ke depan.

Apa itu KTT ASEAN?

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN diselenggarakan oleh negara-negara anggota Association of Southeast Asian Nation (ASEAN) secara rutin setiap tahun.

Baca juga: Daftar Negara Anggota ASEAN dan Ibu Kotanya

Tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah karena Indonesia sedang menempati posisi sebagai Ketua (Chairmanship) ASEAN selama satu tahun ke depan.

Setiap negara anggota ASEAN akan bergiliran menjadi ketua. Ketentuan urutannya berdasarkan abjad nama negara dalam bahasa Inggris.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan KTT ke-42 ASEAN ini akan dihadiri delapan kepala pemerintahan atau kepala negara yang yang berasal dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Laos, Vietnam, Kamboja, Brunei Darussalam, dan Filipina.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN Daro Paduka Lim Jock Hoi, dari Brunei Darussalam, juga akan datang. Perdana Menteri Timor Leste, sebagai negara anggota ASEAN yang ke-11, juga akan datang dengan status pemantau.

Rangkaian acara yang digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, itu sudah dimulai sejak 8 Mei, tapi untuk KKT akan berlangsung pada 10-11 Mei.

Labuan Bajo dipilih menjadi tempat perhelatan KTT ke-42 ASEAN karena pemerintah ingin mempromosikan salah satu destinasi super prioritas, dan supaya industri pariwisata di Indonesia Timur bisa pulih kembali pascapandemi Covid-19.

Pertama kali dilangsungkan dua kali

Sepanjang sejarah, ini merupakan kali pertama KTT ASEAN diselenggarakan dua kali secara fisik. KTT ke-42 yang berlangsung pada 10-11 Mei merupakan agenda internal antarnegara anggota, yang membahas isu-isu penting di kawasan maupun di luar kawasan.

Sementara KTT ke-43 yang akan berlangsung pada 5-7 September di Jakarta akan mengundang pemimpin-pemimpin negara di luar ASEAN yang menjadi mitra. Pertemuan itu nantinya akan membahas perkembangan dan penguatan kerja sama ASEAN dan negara-negara mitra.

Pengamat hubungan internasional Teuku Rezasyah mengatakan “KTT tahap satu” ini merupakan kesempatan bagi negara-negara ASEAN untuk mematangkan pembahasan dan isu-isu penting.

“Dengan catatan apapun hasilnya nanti itu akan menjadi modal bersama dalam KTT selanjutnya,” kata dia.

Baca juga: 3 Alasan Kenapa Indonesia Dukung Timor Leste Masuk ASEAN Menurut Pengamat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com