MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden China Xi Jinping menemui Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (20/3/2023).
Beberapa waktu lalu, tepatnya pada 29 Juni 2022, Presiden RI Joko Widodo juga melakukan lawatan ke Rusia dan bertemu Putin.
Apa saja poin-poin yang dibahas kedua pemimpin negara? Berikut ulasannya.
Baca juga: Putin Selalu Sediakan Es Krim Rusia untuk Xi Jinping, Kremlin Jelaskan Alasanya
Saat bertemu Xi Jinping, Putin menyinggung masalah Ukraina dan mengaku siap membahas proposal perdamaian Ukraina yang dibuat China.
Putin sempat pula mengatakan bahwa perputaran perdagangan antara Moskwa dan Beijing telah naik lebih dari dua kali lipat pada tahun 2022 menjadi 185 miliar dollar AS.
Xi memuji hubungan dekat negaranya dengan Rusia dalam pertemuan pertamanya dengan Putin.
Dia diagendakan berada di Rusia selama tiga hari. Setelah melakukan pertemuan informal dengan Putin di hari pertama, Xi dijadwalkan akan melakukan pembicaraan formal pada Selasa (21/3/2023).
TASS menyebut Selasa akan menjadi hari utama negosiasi antara Rusia dan China. Para pemimpin negara akan bergabung dengan anggota delegasi mereka.
Xi juga dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin pada Selasa pagi.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-390 Serangan Rusia ke Ukraina: Xi Jinping Temui Putin, Rusia Balas ICC
Sementara saat bertemu Jokowi, pembahasan lebih mengerucut pada membuka ruang dialog bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Putin dalam rangka perdamaian.
Menurut Jokowi, isu perdamaian dan kemanusiaan selalu menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia.
Meski situasi sedang sulit, Jokowi menegaskan bahwa penyelesaian damai dan ruang-ruang dialog penting harus terus dikedepankan.
Ia juga menekankan kesediaan untuk menjadi jembatan penghubung komunikasi bagi kedua negara.
Baca juga: Putin Sambut Hangat Xi Jinping, Bertemu 4,5 Jam, Singgung Ukraina
Saat itu, Jokowi juga membahas lonjakan harga dan berhentinya rantai pasok pangan akibat konflik kedua negara ini.
Terganggunya rantai pasok pangan dan pupuk menjadi salah satu dampak konflik antara Rusia dan Ukraina.
Akibatnya, ratusan juta masyarakat dunia terutama di negara berkembang turut merasakan dampak dari krisis pangan ini.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Antisipasi Trump Ditangkap | Konsekuensi Penangkapan Putin
Jokowi juga menyampaikan dukungan terhadap upaya PBB untuk melakukan reintegrasi komoditas pangan Rusia dan Ukraina dalam rantai pasok global.
Tak hanya itu, Jokowi pun menyampaikan bahwa Presiden Rusia akan memberikan jaminan keamanan jalur ekspor produk pangan Ukraina.
Sebagai penutup pernyataannya, Jokowi menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki kepentingan apa pun.
Baca juga: Mantan Presiden Rusia Ancam Luncurkan Rudal Hipersonik ke ICC karena Perintahkan Tangkap Putin
Indonesia hanya menginginkan agar perang dapat segera selesai dan rantai pasok pangan, pupuk, serta energi dapat segera diperbaiki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.