Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Jerman Riset tentang Kuntilanak, Temukan Asal Legendanya di Pontianak

Kompas.com - 05/03/2023, 20:29 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Ayu Purwaningsih/DW Indonesia

PONTIANAK, KOMPAS.com - Timo Duile, seorang pengamat politik dan juga seorang antropolog di Jerman, meneliti tentang mitos kuntilanak di Pontianak, Kalimantan Barat. Apa hubungan kuntilanak dengan Kota Khatulistiwa itu?

Mulanya, pengamat politik dan juga seorang antropolog Jerman Timo Duile meneliti soal animisme di Kalimantan Barat. Ia meriset budaya Dayak, dan bagaimana perspektif komunitas Dayak terhadap alam mereka.

Namun, karena saat meneliti Timo sempat tinggal di Pontianak, ia juga memperhatikan bagaimana mitos kuntilanak menjadi ikon di kota itu.

Baca juga: Desa Hantu Muncul di Spanyol Setelah Kekeringan Kosongkan Waduk

Menurut Timo, mitos kuntilanak itu sangat penting dalam pendirian Kota Pontianak. Ia menceritakan, sebelum ada Kota Pontianak berdiri, di area itu ada Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang menjadikan wilayah itu sangat penting, karena menjadi salah satu pusat perdagangan yang melewati sungai-sungai besar di Kalimantan.

Legenda dari rasa ketakutan

"Daerah ini ada banyak bajak laut, dan juga ada sultan yang datang dengan rombongannya yang ingin mendirikan kota di sana, supaya perdagangan lebih aman."

"Namun orang-orang yang menemani sultan sangat takut, mereka tidak mau berlabuh, karena pada malam hari mereka selalu mendengar suara yang terdengar kejam dari kuntilanak."

"Mereka berpikir suara itu datang dari hantu yang tinggal di pohon-pohon besar. Karena mereka berpikir hantu itu sebagai ancaman, Sang Sultan kemudian mengusir kuntilanak dengan meriam dan memotong seluruh pohon tinggi untuk dijadikan bahan untuk membangun keraton dan masjid."

"Lalu, Kota Pontianak dibangun di sekitar sana,” demikian legenda yang diceritakan ulang Timo Duile.

Pria yang mengajar di Universitas Bonn, Jerman, ini sendiri tidak percaya dengan eksistensi hantu, "Namun sebagai antropolog saya harus mengakui bahwa legenda itu ada dan penting bagi masyarakat yang saya teliti."

"Saya juga sangat tertarik dengan bagaimana gagasan tentang animisme berubah, bagaimana masuknya Islam, namun animisme tidak hilang. Hanya saja kuntilanak dipikirkan dengan cara pandang yang baru," ujar Timo Duile lebih lanjut.

Perubahan sosial terkait hal itu yang menurut Timo Duile merupakan hal yang sangat menarik baginya.

Baca juga:

"Misalnya konsep bahwa ada ‘penunggu‘, bahwa ada roh atau makhluk halus yang tinggal misalnya di pohon, di batu besar, di sumber air, sering sekali ada kisah semacam itu di Kalimantan dan juga di tempat lain."

"Dalam paham animisme, biasanya orang di suatu tempat ‘bisa punya hubungan dengan roh itu', secara ritual, atau bisa berkomunikasi melalui mimpi," demikian dijelaskan Timo.

Pengamat politik dan juga seorang antropolog Jerman, Timo Duile.DOK TIMO DUILE via DW INDONESIA Pengamat politik dan juga seorang antropolog Jerman, Timo Duile.
Jadi bagian dari masyarakat lalu terusir

Makhluk halus itu menurut Timo dianggap sebagai manusia yang tidak bisa dilihat. Tapi, selama masyarakat memiliki hubungan baik saat ritual dengan makhluk halus, dan mereka punya hubungan baik dengan makhluk halus, maka makhluk halus tersebut bisa dianggap sebagai orang yang membantu untuk melawan penyakit pada tumbuhan-tumbuhan misalnya, papar Timo Duile lebih lanjut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com