Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taiwan Melihat China Tengah Belajar dari Invasi Rusia ke Ukraina

Kompas.com - 25/02/2023, 19:15 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

TAIPEI, KOMPAS.com – Taiwan melihat Militer China sedang belajar dari invasi Rusia ke Ukraina bahwa setiap serangan Taiwan harus cepat agar berhasil.

Tapi, Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng pada Jumat (24/2/2023) menegaskan, Selat Taiwan dipastkkan akan menyulitkan berbagai upaya serangan itu.

Kemungkinan dampak dari perang Rusia-Ukraina terhadap pola pikir militer China terhadap Taiwan dan bagaimana China dapat menyerang pulau itu telah memicu perdebatan luas di kalangan pejabat di Taipei.

Baca juga: Delegasi China Dapat Sambutan Hangat Saat Kunjungi Oposisi Taiwan

Chiu Kuo-cheng Yakini militer China akan mengambil pelajaran dari invasi Rusia ke Ukraina yang telah dimulai setahun lalu pada 24 Februari 2022.

Dalam hal ini, Rusia disebut telah mencoba merebut ibu kota Ukraina, Kyiv di hari-hari awal perang, namun gagal.

“Perang Rusia-Ukraina telah membawa pelajaran besar bagi mereka (China). Mereka tentu saja akan berusaha dengan (serangan) cepat,” kata Chiu kepada wartawan, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Dia menyatakan bahkan jika pasukan China sedang merencanakan serangan cepat, mereka akan menghadapi kesulitan dalam upaya mengambil Taiwan dengan gerakan tiba-tiba.

Sebab, kata Chiu, mereka harus menyeberangi Selat Taiwan yang memisahkan keduanya.

“Mereka masih harus mengatasi ini/ Dibutuhkan waktu lebih dari satu atau dua minggu,” ucap dia.

China disebut tidak pernah secara resmi meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kekuasaannya dan terus berpatroli di dekat pulau itu.

Baca juga: China: Berhenti Teriak Hari Ini Ukraina, Besok Taiwan

“Saya sudah mengatakannya sebelumnya, begitu senjata berbunyi, kami akan terus berjuang sampai akhir. Tapi kami sama sekali tidak akan memprovokasi," tutup Chiu.

Pemerintah Taiwan yang terpilih secara demokratis mengatakan, hanya rakyat Taiwan yang berhak menentukan masa depan mereka.

Sementara Ukraina telah memenangkan dukungan publik yang luas di Taiwan dan pemerintah Taiwan telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Kyiv, China menolak untuk mengutuk Rusia.

China dan Rusia telah mengumumkan kemitraan "tanpa batas" tak lama sebelum Moskwa meluncurkan apa yang disebutnya "operasi militer khusus" ke Ukraina setahun lalu.

China telah berkomentar bahwa upaya mencampuradukkan masalah Taiwan dan Ukraina adalah jelas standar ganda karena pulau itu selalu menjadi bagian China dan seluruhnya masalah dalam negeri.

"Taiwan akan terus mendukung Ukraina dengan tegas," tulis Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, di halaman Facebook-nya pada Jumat, untuk menandai peringatan setahun invasi Rusia ke Ukraina.

"Saya percaya bahwa ketika orang yang mencintai demokrasi bersatu, demokrasi dan kebebasan akan menang," tambah dia.

Baca juga: China Sanksi Lockheed Martin dan Raytheon karena Jual Senjata ke Taiwan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com