Keputusan Jerman untuk mengirim tank Leopard 2 muncul setelah tekanan kuat dari sejumlah sekutu internasional serta Ukraina sendiri.
Presiden Ukraina Volodomyr Zelensky mengatakan, pasukannya sangat membutuhkan tank tempur Barat untuk mempertahankan wilayahnya dari serangan Rusia, dan mendorong pasukan Rusia keluar dari daerah pendudukan.
Beberapa pejabat Barat juga percaya bahwa pasukan Rusia saat ini berada dalam posisi yang lemah, dan bahwa ada jendela peluang di mana tank yang lebih canggih dapat membantu Ukraina untuk maju.
Namun, negara-negara seperti Polandia yang menggunakan tank Leopard 2 membutuhkan izin dari Berlin untuk memberikannya kepada Ukraina.
Pada Selasa (24/1/2023), Polandia memberi Jerman tenggat dua minggu untuk menyetujui permintaannya untuk mengekspor lagi 14 tank Leopard 2 ke Ukraina.
Beberapa bulan setelah invasi Rusia, negara-negara Barat menawarkan Pakta Warsawa kepada Ukraina alih-alih persenjataan standar Nato, karena angkatan bersenjata Ukraina sudah memiliki pasokan awak terlatih, suku cadang, dan kemampuan perawatan yang cukup.
Kyiv percaya pasukannya kini dalam posisi untuk menggunakan lebih banyak peralatan standar NATO.
Inggris telah sepakat untuk menyediakan 14 tank Challenger 2 ke Ukraina.
Challenger 2 adalah tank tempur utama tentara Inggris.
Ukraina menggunakan tank T-72 yang didesain Pakta Warsawa sebelum invasi, dan sejak Februari 2022 telah menerima lebih dari 200 T-72 dari Polandia, Republik Cheko, dan sejumlah kecil negara lain.
Pejabat AS waktu itu mengatakan, mereka tidak siap untuk melakukan ini. "Tank Abrams adalah peralatan yang sangat rumit. Tank ini mahal. Sulit untuk mengoperasikan. Ia punya mesin jet," menurut penasihat keamanan top Pentagon, Colin Kahl.
AS sejauh ini adalah donor terbesar bantuan militer kepada Ukraina secara keseluruhan.
Baca juga: AS Akan Kirim 31 Tank Abrams ke Ukraina, Menyusul Kiriman Tank Leopard 2 Jerman