BARWELL, KOMPAS.com - Pada Juli 2022, Jacqueline Hulbert (78) jatuh di rumah dan tergeletak di lantai selama 11 jam menunggu ambulans.
Putranya, Mathew Hulbert, menyaksikan penderitaannya yang tak terkira dan mengumumkan kepada publik untuk menyoroti krisis NHS (National Health Service), layanan kesehatan Inggris yang didanai negara.
Jacqueline, yang dikenal sebagai Jackie, kemudian meninggal karena sepsis dua hari setelah masuk rumah sakit.
Baca juga: Tak Dapat Ambulans, Janda di India Bawa Jenazah Suami Pulang dengan Becak
Meskipun mungkin tidak ada hubungan langsung antara kematiannya dan menunggu lama untuk ambulans, Mathew berbicara tentang pengalaman keluarganya dengan NHS yang dilanda krisis.
Mathew Hulbert berbicara kepada AFP di Barwell, kota kecil berjarak 160 kilometer dari London. Dia menjadi anggota dewan lokal di sana.
Pria berusia 42 tahun itu sudah mengulangi ceritanya berkali-kali, tetapi masih emosional saat mengingat penderitaan ibunya musim panas lalu.
Pada awal 10 Juli 2022, dia dibangunkan pada pukul 4.30 pagi oleh telepon dari dewan lokal, yang mengatakan bahwa ibunya jatuh malam itu dan mengaktifkan alarm darurat yang dikenakan.
Seorang teman mengantar Mathew dan mereka memanggil ambulans pada pukul 5.01 pagi.
"Seorang paramedis di dalam mobil akhirnya tiba pada pukul 16.00, 11 jam kemudian, kemudian memanggil ambulans yang tiba sekitar setengah jam setelah itu," katanya.
"Ibuku lalu dibawa ke rumah sakit, ditemukan bahwa dia terkena infeksi yang berubah menjadi sepsis dan dia meninggal dua hari kemudian."
Dia memberinya makan dan minum, terus menelepon nomor darurat 999 untuk menanyakan kapan ambulans tiba.
"Saya merasa sangat terisolasi saat itu karena ingin membantu orangtua. Saya tidak ingin melihatnya menderita... Dan sangat sedikit yang bisa saya lakukan."
Oleh karena hidupnya tidak dianggap berisiko, kasus ibunya tidak dianggap sebagai prioritas oleh layanan ambulans yang kelebihan beban
Kepala operasi Leicestershire di Layanan Ambulans East Midlands yaitu Charlotte Walker mengatakan kepada AFP, "Kami sangat menyesal tidak dapat menjangkau pasien lebih cepat".