HONOLULU, KOMPAS.com - Abigail Kawananakoa, yang disebut "putri Hawaii terakhir," meninggal dunia pada usia 96 tahun akhir pekan lalu.
Bangsawan ini merupakan salah satu keturunan terakhir yang masih hidup dari keluarga kerajaan Hawaii, dan lebih dikenal oleh teman-temannya sebagai Kekau.
Dia dikenang atas dukungan filantropisnya terhadap budaya tradisional kepulauan di Samudera Pasifik.
Ahli waris itu meninggal dengan damai di rumahnya di Honolulu pada Minggu (11/12/2022) di samping pasangannya, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Istana Iolani, rumah bersejarah keluarga kerajaan dan satu-satunya kediaman kerajaan di Amerika.
Baca juga: Letusan Gunung Mauna Loa, Perayaan Spiritual bagi Warga Hawaii
"Abigail akan dikenang karena kecintaannya pada Hawaii dan orang-orangnya," kata pasangannya, Veronica Gail Kawananakoa dilansir dari BBC pada Selasa (13/12/2022).
"Aku akan merindukannya dengan sepenuh hati."
Belum ada informasi yang diberikan terkait penyebab kematiannya.
Princess Abigail Kinoiki Kekaulike Kaw?nanakoa passed away on Sunday, 11 Dec 2022, at her home in Nu'uanu. She was 96 yrs old. Perhaps most senior contender to Hawaiian throne, she made headlines when she came out, then married partner Veronica Gail Kaw?nanakoa. #monarchy #Hawaii pic.twitter.com/fPF0i5ggoL
— Rob Wolvin (@TorCentre) December 13, 2022
Wanita yang memiliki nama panjang Abigail Kinoiki Kekaulike Kawananakoa ini, lahir di Honolulu pada 1926 dan kemudian bersekolah di Shanghai dan California.
Kekayaannya yang besar diperkirakan mencapai 215 juta dollar AS setara Rp 3,3 triliun dan disimpan dalam perwalian.
Itu berasal dari kakek buyutnya, James Campbell, seorang pengusaha Irlandia yang memiliki perkebunan gula.
Putrinya menikah dengan Pangeran David Kawananakoa, yang berada di urutan ketiga takhta Kerajaan Hawaii, ketika keluarga kerajaan digulingkan oleh pengusaha Amerika pada 1893.
Baca juga: Dua Gunung Berapi Meletus di Hawaii, Pertama Kali dalam 40 Tahun
Pada saat itu, peran warga negara AS dalam kudeta itu kontroversial.
Grover Cleveland, Presiden ke-22 dan ke-24 AS, menggambarkan keterlibatan mereka dalam penggulingan monarki Hawaii sebagai "memalukan".
Setelah kematian sang pangeran pada 1908, jandanya mengadopsi cucu mereka melalui kebiasaan tradisional Hawaii "Hanai", yang memperkuat klaim Abigail atas gelar tidak resminya sebagai ‘putri terakhir Hawaii’.
Beberapa ahli silsilah mengklaim bahwa Putri Kawananakoa memiliki ikatan kerajaan terkuat dengan Hawaii. Namun, cabang terpisah dari mantan keluarga kerajaan mengklaim bahwa Putri Owana Ka'ohelelani adalah kepala sah dari dinasti zaman modern.