Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional Fiskal 2023, atau NDAA, mengesahkan pengeluaran tambahan untuk Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina, meningkat sebesar 500 juta dollar AS (Rp 7,8 triliun) atas permintaan Presiden Joe Biden awal tahun ini.
Pejabat senior Uni Eropa (UE) berjanji memastikan Ukraina mendapatkan 18 miliar euro (Rp 295 triliun) bantuan keuangan, setelah Hungaria memveto pencairan dana tersebut.
Sebelumnya pemerintah Viktor Orban dituduh "menyandera" dana untuk rumah sakit Ukraina setelah Hongaria mengonfirmasi pada Selasa (6/12/2022) bahwa mereka akan memblokir 18 miliar euro bantuan untuk Ukraina.
Langkah pemerintah Orban secara luas dilihat sebagai upaya untuk mendapatkan pengaruh dalam perselisihan terpisah atas akses Hungaria ke 13 miliar euro dana UE.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan dia setuju dengan komentar Blinken tentang perlunya perdamaian abadi di Ukraina. Tetapi Moskwa tidak melihat prospek perundingan "saat ini.”
Dia menambahkan bahwa agar perundingan dapat terjadi dengan mitra potensial, Rusia perlu memenuhi tujuan dari "operasi militer khusus".
Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia akan "mempertahankan diri dengan segala cara yang kami miliki" dan memperingatkan bahwa ancaman perang nuklir sedang "meningkat."
Baca juga: Ukraina Terkini: Drone Meledak Membakar Tangki Minyak Rusia di Kursk
Dalam pidatonya di dewan hak asasi manusia, pemimpin Rusia itu mengatakan "operasi militer khusus" pasukannya di Ukraina bisa menjadi "proses yang panjang."
Meski demikian, dia melihat mobilisasi tentara tambahan pada saat ini tidak diperlukan.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan Rusia berusaha "membekukan" pertempuran di Ukraina selama musim dingin, sehingga bisa menyiapkan pasukan untuk serangan baru awal tahun depan.
Stoltenberg mendesak sekutu NATO untuk terus mengirim senjata ke Kyiv selama musim dingin. Sebab menurutnya, opsi untuk penyelesaian perang secara damai "tidak ada sekarang".
Belarus berencana memindahkan peralatan militer dan pasukan keamanan pada Rabu dan Kamis dalam apa yang dikatakannya sebagai pemeriksaan atas tanggapannya terhadap kemungkinan tindakan terorisme, lapor kantor berita negara Belta.
“Selama periode ini, direncanakan untuk memindahkan peralatan militer dan personel pasukan keamanan nasional,” kata kantor berita itu mengutip dewan keamanan negara itu.
Polandia sementara itu sedang bersiap mengerahkan sistem pertahanan udara Patriot Jerman di wilayahnya, setelah Berlin menolak menempatkan sistem itu di Ukraina, kata menteri pertahanan Polandia, Mariusz Blaszczak, di Twitter.
Jerman bulan lalu menawarkan Polandia sistem Patriot untuk membantu mengamankan wilayah udaranya, setelah rudal nyasar jatuh dan menewaskan dua orang di Polandia.
Baca juga: Ledakan Guncang Dua Lapangan Terbang Militer Rusia, Ratusan Kilometer dari Perbatasan Ukraina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.