Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset: Volume Musik Kencang Ancam Jutaan Remaja Jadi Tuli

Kompas.com - 26/11/2022, 16:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Riset yang dipubilikasikan belum lama ini menyebutkan, sedikitnya 24 persen remaja mendengar musik pada level sangat eksesif. Risikonya, mereka terancam mempunyai masalah indra pendengaran serius hingga tuli.

"Riset yang kami lakukan menunjukkan, praktik mendengar musik pada level tidak aman, sudah jadi kebiasaan umum di kalangan remaja. Akibatnya, sekitar satu miliar remaja dan anak muda menghadapi risiko mengembangkan kehilangan kemampuan mendengar secara permanen," kata Lauren Dillard, mahasiswa postdoktoral di Medical University of South Carolina, kepada DW.

Baca juga: Mengira Tuli, Ternyata Telinga Pria Ini Tersumbat Peredam Suara Selama 5 Tahun

"Kehilangan pendengaran akibat induksi kebisingan bersifat menetap. Jadi kita harus mengimplementasikan strategi untuk mencegah kehilangan kemampuan mendengar," ujar salah satu penulis laporan ilmiah itu.

Hasil riset yang dipublikasikan dalam BMJ Global Health itu merupakan kajian sistematik dan meta analisis. Para penulis jurnal ilmiah mengevaluasi 33 laporan ilmiah yang berkaitan dengan paparan kebisingan dan praktik mendengarkan suara yang tidak aman, mencakup lebih 19.000 responden berusia antara 19 hingga 34 tahun.

Baca juga: Gadis Kecil Tuli dari Palestina Jadi Korban Granat Pasukan Israel di Dekat Masjid Al-Aqsa

Risiko gangguan pendengaran dihadapi semua golongan usia

Walaupun risetnya terfokus pada risiko yang dihadapi remaja dan kelompok usia muda, penelitian juga menyimpulkan, semua kelompok umur kini menghadapi risiko kehilangan kemampuan pendengaran, terkait kebiasaan mereka mendengar audio.

Risiko kehilangan kemampuan mendengar, tergantung dari tingkat kebisingan audio, durasi, dan frekuensi paparannya. Satu penelitian menemukan, kelompok umur 19 sampai 29 memakai headphone rata-rata 7,8 jam per minggu. Pada kelompok umur 30 sampai 49, rata-rata 5,5 jam per mingggu dan pada kelompok umur 50 sampai 79 tahun, rata-rata 5,2 jam per minggu.

Orang sering kali mendengar lewat perangkat audio pada level 105 desibel. Panduan WHO menyebutkan, paparan volume kebisingan pada level tersebut, dengan durasi antara 10 hingga 15 menit per minggu, melewati ambang batas level aman.

Data menunjukkan risiko kerusakan pendengaran di seluruh kelompok usia dan populasi juga signifikan. Namun, Dillard menyebutkan kelompok remaja dan usia lebih muda menghadapi risiko lebih tinggi, mengingat efek kumulatif dari paparan kebisingan sepanjang waktu.

Baca juga: Dampak Uji Coba Ledakan Bom: Makhluk Laut Bisa Tuli hingga Mati

Mencegah dini kehilangan kemampuan mendengar

"Sangat penting memprioritaskan pencegahan kehilangan kemampuan mendengar pada semua umur. Namun, yang paling penting adalah mereduksi kehilangan indra pendengaran secara lebih dini, hingga tidak berkembang menjadi semakin memburuk seiring waktu,” kata peneliti Lauren Dillard.

Para ahli sudah mencemaskan efek musik dengan level kebisingan tinggi pada kemampuan mendengar sejak 1950-an. Dillard menegaskan, suara kebisingan musik, sejatinya tidak bertambah tinggi levelnya.

"Masalahnya kini, ketersediaan alat pendengar audio yang makin meluas dan durasi waktu yang digunakan alat untuk mendengar musik, semakin meningkat. Smartphone sudah jadi gadget harian di seluruh dunia, dan itu artinya makin banyak orang terpapar suara musik hingar bingar,” kata peneliti dari South Carolina itu.

Baca juga: Setelah Kepedasan Makan Samyang, Pria London Ini Alami Tuli 2 Hari

Juga Karen Hirschausen, pakar ilmu audio dari Hearing Australia menyoroti perubahan teknologi dan kondisi aktual di dunia kerja, memiliki dampak pada kebiasaan mendengar audio.

"Makin banyaknya orang mempraktekkan working from home punya potensi berkontribusi pada makin seringnya penggunaan headphone,” ujarnya kepada DW.

Saran para ahli: turunkan level volume pada kisaran 60 persen dari level maksimal. Batasi aktivitas mendengar suara bising level tinggi. Ambil jeda pendek dan batasi penggunaan headphone jika itu memang tuntutan kerja. Juga cek secara rutin, kemampuan indra pendengaran kita, dengan mengunjungi dokter atau ahli lainnya.

Baca juga: Mahasiswa AS Ini Bikin Masker Khusus untuk Komunitas Tuli

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com