Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Disebut Dirikan Kantor Polisi Tak Resmi di Kota-kota AS, Terhubung dengan PKC

Kompas.com - 18/11/2022, 10:29 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat mengaku sangat prihatin dengan Pemerintah China yang mendirikan semacam kantor polisi tidak resmi di kota-kota AS yang kemungkinan dipakai untuk mengejar pengaruh.

Dilansir dari Reuters, Direktur FBI Christopher Wray mengatakan keprihatinan ini kepada anggota parlemen pada Kamis (17/11/2022).

Safeguard Defenders, sebuah organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Eropa, menerbitkan sebuah laporan pada bulan September yang mengungkap keberadaan lusinan "stasiun layanan" polisi China di kota-kota besar di seluruh dunia, termasuk New York.

Baca juga: Amukan Warga Guangzhou Tolak Lockdown dan Kebijakan Nol Covid China

Partai Republik di Kongres telah meminta jawaban dari pemerintahan Biden tentang pengaruh mereka.

Laporan itu mengatakan, stasiun tersebut merupakan perpanjangan dari upaya Beijing untuk menekan beberapa warga negara China atau kerabat mereka di luar negeri untuk kembali ke China dan menghadapi tuntutan pidana.

Tempat itu juga menghubungkan mereka dengan aktivitas United Front Work Department China, sebuah badan Partai Komunis yang bertugas menyebarkan pengaruh dan propagandanya ke luar negeri. Hal ini dianggap berbahaya.

Baca juga: Rusuh Warga Menolak Lockdown di China, Massa Gulingkan Mobil Polisi dan Hancurkan Pusat Pengujian

"Saya sangat prihatin tentang ini. Kami menyadari keberadaan stasiun-stasiun ini," kata Wray kepada sidang Komite Keamanan Dalam Negeri dan Urusan Pemerintah Senat AS.

Dia mengakui hal itu, tetapi menolak untuk memerinci pekerjaan investigasi FBI tentang masalah ini.

"Namun, bagi saya, sungguh keterlaluan untuk berpikir bahwa polisi China akan berusaha mendirikan toko, Anda tahu, di New York, katakanlah, tanpa koordinasi yang tepat. Itu melanggar kedaulatan dan menghindari proses standar kerja sama peradilan dan penegakan hukum," tambahnya.

Wray, saat ditanya oleh Senator Republik Rick Scott apakah stasiun semacam itu melanggar hukum AS, mengatakan bahwa FBI sedang melihat parameter hukumnya.

Baca juga: Dituduh Kirim Rahasia Dagang ke China, Seorang Peneliti Baterai Kendaraan Listrik Ditangkap di Kanada

Partai Republik di Dewan Perwakilan AS, termasuk Greg Murphy dan Mike Waltz, mengirim surat ke Departemen Kehakiman pada bulan Oktober menanyakan apakah pemerintahan Presiden Joe Biden sedang menyelidiki stasiun semacam itu.

Dia berargumen bahwa stasiun tersebut dapat digunakan untuk mengintimidasi penduduk AS yang berasal dari China.

Awal bulan ini, Kementerian Luar Negeri China membantah memiliki stasiun semacam itu di Belanda setelah penyelidikan oleh otoritas Belanda.

Baca juga: Video Mobil Tesla Lepas Kendali di China, Tewaskan Sejumlah Orang, Baru Berhenti Setelah Tabrak Gedung

China mengatakan, mereka adalah kantor untuk membantu warga negara China memperbarui dokumen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com