Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidang Ulang, Harun Yahya Dipenjara 8.658 Tahun

Kompas.com - 17/11/2022, 17:43 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

ISTANBUL, KOMPAS.com - Pengadilan Istanbul pada Rabu (16/11/2022) menjatuhkan hukuman penjara 8.658 tahun dalam sidang ulang Adnan Oktar alias Harun Yahya.

Pria berusia 66 tahun tersebut mendaku dirinya sebagai pendakwah, dengan menyampaikan ceramah dikelilingi perempuan berpakaian minim yang disebutnya kittens atau anak kucing.

Dalam ceramahnya di televisi, Harun Yahya menyampaikan kreasionisme dan nilai-nilai konservatif.

Baca juga: 5 Hukuman Penjara Terlama di Dunia, Harun Yahya Bukan yang Pertama

Kantor berita AFP melaporkan, tahun lalu Harun Yahya dijatuhi hukuman 1.075 tahun penjara untuk kejahatan termasuk penyerangan seksual, pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, penipuan, dan upaya spionase politik dan militer.

Namun, keputusan itu dibatalkan oleh pengadilan tinggi.

Adnan Oktar alias Harun Yahya (kiri) bersama para gadis yang dijulukinya Kittens, Gadis-gadis tersebut berjoget dalam acara tv online-nya, A9.YOUTUBE Ishrat Hussain Mohammad Adnan Oktar alias Harun Yahya (kiri) bersama para gadis yang dijulukinya Kittens, Gadis-gadis tersebut berjoget dalam acara tv online-nya, A9.
Saat persidangan ulang, pengadilan pidana tinggi Istanbul menghukum Harun Yahya 8.658 tahun penjara atas beberapa tuduhan, termasuk pelecehan seksual dan merampas kebebasan seseorang, lapor kantor berita Anadolu.

Baca juga:

Pengadilan juga menghukum 10 tersangka lainnya masing-masing 8.658 tahun penjara, lanjut kantor berita itu.

Harun Yahya dipandang para kritikus sebagai pemimpin aliran sesat. Ia terkenal dari program-programnya di saluran televisi online A9 dan sering dikecam oleh para pemimpin agama Turkiye.

Dalam tindakan keras besar-besaran terhadap kelompoknya, Harun Yahya pernah ditahan di Istanbul pada 2018 sebagai bagian penyelidikan unit kejahatan keuangan polisi kota.

Baca juga: Adnan Oktar alias Harun Yahya Dihukum Penjara 1.075 Tahun karena Kejahatan Seksual

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com