NUSA DUA, KOMPAS.com - Kantor berita internasional Reuters memberitakan, draf deklarasi oleh para pemimpin G20 menunjukkan bahwa ada sikap mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan hal itu memperparah kerentanan ekonomi global.
Reuters mengeklaim telah melihat draf deklarasi tersebut pada Selasa (15/11/2022).
"Ada pandangan lain dan penilaian berbeda tentang situasi dan sanksi," kata draf deklarasi, yang dikonfirmasi oleh seorang diplomat Eropa.
Baca juga: Buka KTT G20, Jokowi: Kita Harus Akhiri Perang
Dokumen setebal 16 halaman itu belum diadopsi oleh anggota G20.
KTT yang menurut tuan rumah Indonesia dan negara lain harus fokus pada ekonomi global nyatanya kini dibayangi oleh invasi Rusia ke Ukraina.
“Menyadari bahwa G20 bukanlah forum untuk menyelesaikan masalah keamanan, kami mengakui bahwa masalah keamanan dapat memiliki konsekuensi yang signifikan bagi ekonomi global,” kata draf deklarasi tersebut.
Kementerian Luar Negeri Rusia pada Minggu (13/11/2022), mengatakan G20 bukanlah tempat untuk merundingkan masalah keamanan.
Mereka menyebut, G20 sebaliknya harus memprioritaskan pembahasan tentang tantangan ekonomi dunia.
Baca juga:
Draf dokumen tersebut juga mengatakan bank sentral G20 sedang memantau tekanan inflasi dan mengkalibrasi kebijakan moneter yang sesuai.
Sebelumnya pada Selasa, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak para pemimpin negara dan kepala lembaga dunia di KTT G20 untuk meningkatkan kepemimpinan mereka dan menghentikan perang Rusia di Ukraina.
Zelsnsky berkesempatan berbicara lewat tautan video.
Rusia mengatakan sedang melakukan operasi militer khusus di Ukraina.
Delegasi Rusia di KTT G20 di Bali diwakili oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.
Baca juga: KTT G20: Rusia Bantah Menlu Lavrov Masuk RS Saat Tiba di Bali
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.