Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Rusia Tambah Pasukan, Bekas Tahanan Kriminal Diarahkan Wajib Militer

Kompas.com - 06/11/2022, 14:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber UPI

MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Jumat (4/11/2022) menandatangani undang-undang untuk mewajibkan warga negara Rusia dengan catatan kriminal masuk ke dalam militer.

Ini terjadi saat negara itu memobilisasi pasukan di tengah perang di Ukraina.

Dilansir dari UPI, Kremlin mengatakan dalam bahwa undang-undang akan memungkinkan sebagian besar orang yang memiliki hukuman pidana yang belum dihapuskan serta mereka yang memiliki kasus kriminal yang luar biasa bisa memenuhi syarat untuk wajib militer.

Baca juga: Iran Akhirnya Mengaku Kirim Drone ke Rusia, Tapi...

Kejahatan tertentu tidak akan memenuhi syarat untuk wajib militer, termasuk mereka yang dihukum karena kejahatan seksual terhadap anak-anak, kejahatan yang berkaitan dengan terorisme, penanganan ilegal bahan nuklir, pengkhianatan tingkat tinggi dan spionase.

Undang-undang baru akan memungkinkan Rusia untuk memobilisasi ratusan ribu tentara.

Putin mengatakan dalam pidato Jumat bahwa 318.000 orang telah bergabung untuk berperang di Ukraina sejak ia mengumumkan mobilisasi di negara itu pada September, menurut Radio Free Europe.

Baca juga: AS Diam-diam Anjurkan Ukraina Kirim Sinyal Mau Negosiasi dengan Rusia

"Sejauh yang saya tahu, 49.000 dari mereka yang dimobilisasi sudah melakukan tugas tempur, sementara yang lain sedang menjalani pelatihan," kata Putin.

Mobilisasi parsial itu terjadi saat Rusia menghadapi kemunduran selama berbulan-bulan dalam invasi mereka ke Ukraina.

Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodmyr Zelensky telah berulang kali mendesak Rusia untuk menolak wajib militer atau menyerah kepada pasukan Ukraina jika mereka tidak mampu melakukannya.

Baca juga: Ukraina Terkini: Iran Akhirnya Mengaku Pasok Drone ke Rusia

“Tidak seorang pun di Rusia akan tahu bahwa penyerahan Anda adalah sukarela,” kata Zelensky pada bulan September.

"Jika Anda takut untuk kembali ke Rusia dan tidak menginginkan pertukaran, kami akan menemukan cara untuk memastikan ini juga," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com