Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Medvedev Sebut Invasi Rusia di Ukraina Perang Suci Lawan Setan, Klaim Mampu Kirim Musuh ke Neraka

Kompas.com - 05/11/2022, 15:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com – Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menyebut invasi Rusia di Ukraina sebagai perang suci melawan setan.

Medvedev, yang merupakan sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin, memperingatkan bahwa Moskwa bisa saja mengirim musuhnya ke neraka.

Hal tersebut disampaikan Medvedev lewat aplikasi perpesanan Telegram untuk memperingati Hari Persatuan Nasional Rusia.

Baca juga: Thailand Nyatakan Siap Sediakan Tempat Negosiasi untuk Rusia-Ukraina

Medvedev, yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, mengatakan bahwa Moskwa memerangi “Nazi pencandu narkoba” di Ukraina yang didukung Barat

Dia menuturkan, adalah tugas tanah air untuk menghentikan “penguasa tertinggi neraka”.

“Apa pun nama yang dia gunakan - Setan, Lucifer, atau Iblis,” tulisnya di Telegram, sebagaimana dilansir Reuters, Jumat (4/11/2022).

Medvedev berujar, Rusia memiliki berbagai jenis senjata yang berbeda. “Mengirim semua musuh kita ke Gehenna yang berapi-api,” sambung Gehenna.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-254 Serangan Rusia ke Ukraina: Jokowi Sebut Putin Belum Pasti Datang KTT G20, Warga Kherson Disingkirkan

Dalam agama Yahudi, Gehenna biasa diterjemahkan dengan istilah neraka dalam Bahasa Indonesia.

Medvedev berujar, senjata setan adalah kebohongan yang rumit.

“Dan senjata kita adalah kebenaran. Itulah sebabnya tujuan kita benar. Itulah mengapa kemenangan akan menjadi milik kita! Selamat Berlibur!” tuturnya.

Sejak perang dimulai, retorika Medvedev menjadi semakin keras meskip pandangannya terkadang berbeda dengan pemikiran di para elite di Kremlin.

Baca juga: Sama-sama Bermasalah dengan Barat, Rusia dan Korea Utara Tempa Hubungan Lebih Mesra

Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Sejak saat itu, puluhan ribu orang tewas akibat perang yang berkecamuk.

Ukraina dan Barat berulang kali membantah tudingan Putin yang menyebut bahwa Ukraina dijalankan oleh kaum fasis yang menganiaya penutur Bahasa Rusia.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Medvedev mencerca ribuan warga negaranya yang melarikan diri dari Rusia setelah Moskwa mengirim pasukan ke Ukraina.

Dia mencela mereka sebagai "pengkhianat pengecut".

Baca juga: IAEA Ternyata Tak Temukan Tanda Bom Kotor di Ukraina, Zelensky: Yang Kotor adalah Prasangka Rusia

Dalam unggahannya di Telegram, Medvedev mengatakan bahwa Rusia lebih kuat dan lebih bersih tanpa mereka.

Hari Persatuan Rusia adalah hari libur yang diperkenalkan oleh Putin pada 2005 untuk merayakan kemenangan Rusia atas invasi pasukan Polandia pada 1612.

“Pengkhianat pengecut dan pembelot serakah melarikan diri ke negeri yang jauh. Biarkan tulang mereka membusuk di tempat asing,” ucap Medvedev.

Baca juga: Media Rusia: PBB Ragu Pembicaraan Damai Perang Ukraina Digelar di KTT G20 Bali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com