Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wartawan Tewas Terkena Peluru Nyasar Saat Pasukan Rusia Latihan Menembak di Crimea

Kompas.com - 30/10/2022, 19:45 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

KYIV, KOMPAS.com - Seorang jurnalis wanita Rusia yang bekerja untuk sebuah kelompok media terkemuka yang didukung Kremlin tewas dalam kecelakaan akibat penembakan di sebuah tempat pelatihan militer di Crimea yang diduduki Rusia.

Svetlana Babayeva, yang terbunuh pada Jumat (28/10/2022), mengepalai biro grup media Rossiya Segodnya milik pemerintah Rusia di Simferopol, kota terbesar kedua di semenanjung Crimea, yang dianeksasi Rusia dari Ukraina pada 2014.

RIA Novosti, kantor berita Rusia dan anak perusahaan Rossiya Segodnya, melaporkan bahwa Babayeva terbunuh oleh peluru nyasar selama latihan menembak di tempat latihan militer.

Baca juga: Pangkalan Angkatan Laut Sevastopol Diserang, Rusia Hentikan Ekspor Gandum Ukraina

Tidak ada rincian lebih lanjut tentang pembunuhan jurnalis tersebut.

Tokoh-tokoh pro-Kremlin memberi penghormatan kepada Babayeva di pos media sosial.

Sergei Aksyonov, gubernur Crimea Rusia, menyebut kematiannya sebagai kehilangan yang tidak tergantikan.

“Svetlana melakukan banyak hal untuk menyampaikan kepada publik kebenaran tentang apa yang terjadi di wilayah Kherson,” kata Vladimir Saldo, kepala wilayah Kherson selatan Ukraina yang sebagian besar diduduki Rusia, yang didukung Rusia sebagaimana dilansir Al Jazeera pada Sabtu (29/10/2022).

Juru Bicara Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menulis di halaman Telegramnya: "Saya sangat menyayangimu, Sveta."

Ukraina telah memberikan sanksi kepada grup media Rossiya Segodnya, menyebut CEO-nya Dmitry Kiselyov sebagai “figur sentral propaganda pemerintah yang mendukung serangan Rusia ke Ukraina.”

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-248 Serangan Rusia ke Ukraina: Duel Artileri di Selatan, Sevastopol Diserang Drone

Dalam sebuah pernyataan yang diunggah oleh RIA Novosti, Kiselyov mengatakan Babayeva adalah "orang yang hangat, yang sangat mendukung Rusia," dan "ingin mendukung pahlawan kita".

Babayeva sebelumnya adalah kepala biro untuk RIA Novosti di Inggris dan Amerika Serikat, dan editor situs web Gazeta.Ru, kata badan tersebut.

Gazeta.Ru memberikan penghormatan kepada mantan pemimpin redaksi mereka yang mereka sebut sebagai "profesional dengan standar tertinggi".

Semenatara itu, Rusia melanjutkan tindakan kerasnya terhadap jurnalis independen pada Jumat (28/10/2022) dengan menyatakan Natalya Sindeyeva, kepala saluran TV Dozhd, sebagai “agen asing” bersama dengan dua rekan jurnalis.

Nama-nama Sindeyeva, Vladimir Romensky, dan Ekaterina Kotrikadze muncul di daftar "agen asing" terbaru Kementerian Kehakiman Rusia.

Ketiganya telah ditambahkan dalam daftar tersebut karena “kegiatan politik” mereka, kata kementerian itu.

Diluncurkan pada 2008, TV Dozhd meliput gerakan oposisi dan protes Rusia dan tahun lalu, saluran itu sendiri telah diberi label "agen asing".

Baca juga: 82.000 Tentara Cadangan Rusia Dikerahkan, Gelombang Pertempuran Baru Dimulai?

Semua media independen utama di Rusia, termasuk stasiun radio Echo of Moscow dan Dozhd TV, telah ditutup atau dihentikan operasinya di negara tersebut.

Dozhd mengakhiri operasinya di Rusia dan menangguhkan siaran dari Rusia dengan siaran emosional pada 3 Maret, kurang dari dua minggu setelah Moskwa menginvasi Ukraina.

Saluran tersebut melanjutkan siaran pada 18 Juli dari studio di negara tetangga Latvia.

Sejak dimulainya perang di Ukraina, Rusia telah memberlakukan undang-undang yang memberikan hukuman penjara hingga 15 tahun atas penyebaran informasi tentang militer yang dianggap palsu oleh pihak berwenang, seperti menyebut invasi ke Ukraina sebagai perang, sementara Kremlin menyebutnya sebagai "operasi militer khusus".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Global
Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Global
Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com