Dewan pun kembali mengadakan pertemuan, dan memutuskan bahwa sebuah sirene akan dipasang di atas kuil desa.
Keputusan itu awalnya tidak mudah untuk diterapkan. Saat sirene berbunyi, staf dewan dan kelompok penduduk desa berkeliling, meminta warga untuk mematikan TV dan ponsel mereka.
"(Sekarang), keputusan itu akhirnya diterapkan sepenuhnya di seluruh desa," kata Mohite.
Tapi, apakah mematikan TV dan telepon Anda sebentar dapat membantu? Bisa, menurut Dr Manoj Kumar Sharma, profesor psikologi klinis di National Institute of Mental Health and Neurosciences (Nimhans).
Masalahnya "covid telah meningkatkan preferensi untuk aktivitas online atau waktu yang dihabiskan untuk aktivitas online," katanya.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Dr Sharma dan rekan-rekannya di antara 682 orang dewasa (495 perempuan dan 187 laki-laki) antara Juli dan Desember 2020, menunjukkan bahwa "penggunaan internet yang bermasalah" adalah fenomena yang muncul dengan cepat di kalangan remaja dan dewasa muda.
Baca juga: Rencana Pemberlakuan Dollar Digital AS, Apa dan Bagaimana Pengaruhnya?
Ini salah satu tantangan paling kritis yang muncul akibat meningkatnya penggunaan internet.
"Risiko penggunaan bermasalah meningkat dengan penggunaan internet yang tidak produktif secara berlebihan, yang dapat menyebabkan stres psikologis," menurut temuan studi tersebut.
"Ini berpotensi membahayakan banyak aspek kehidupan remaja."
Remaja yang punya kecenderungan mengalami stres psikologis atau mereka yang mengalami stres, cenderung menggunakan internet dalam berbagai bentuknya (media sosial, gim online, dan sebagainya) untuk melarikan diri sejenak dari keadaan emosi yang tidak menyenangkan, imbuhnya.
Akibatnya, mereka dapat melewatkan interaksi sosial secara langsung, kumpul-kumpul sosial, interaksi keluarga, dan acara ekstrakurikuler sehingga perlahan-lahan menjadi terisolasi.
“Puasa digital” yang dilakukan secara sadar sebagai satu keluarga untuk terlibat dalam aktivitas yang berkualitas adalah landasan untuk mengurangi ketergantungan pada aktivitas online, kata Dr Sharma.
Baca juga: Badai Matahari Bakar dan Jatuhkan 40 Satelit Internet Starlink Milik SpaceX
"Anda perlu berbicara dengan anak-anak dan memastikan mereka punya kegiatan rekreasi fisik atau offline serta tidur dan asupan makanan yang cukup," katanya.
Dilip Mohite, seorang petani tebu yang memiliki tiga putra usia sekolah, berkata ia dapat melihat perbedaan yang telah dibuat oleh keputusan tersebut.
"Sebelumnya, anak-anak tidak berkonsentrasi pada studi mereka," katanya. "Sekarang, ada percakapan normal (di rumah, bahkan) di antara orang dewasa."