Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pemakaman Kenegaraan Shinzo Abe Dihadiri Pendukung dan Penentang...

Kompas.com - 27/09/2022, 17:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

 

TOKYO, KOMPAS.com - Para pejabat tinggi Jepang dan negara asing memberikan penghormatan kepada mantan perdana menteri (PM) Shinzo Abe dalam pemakaman kenegaraan pada Selasa (27/9/2022).

Upacara pemakaman Shinzo Abe menarik ribuan pelayat maupun pengunjuk rasa ke pusat kota Tokyo.

Dalam pidatonya, PM Jepang Fumio Kishida menggambarkan sosok Shinzo Abe sebagai "orang yang berani" dan mengungkap prestasinya, termasuk upaya memperkuat hubungan diplomatik Jepang.

Baca juga: Pemakaman Shinzo Abe Lebih Mahal daripada Ratu Elizabeth II

"Saya merasakan kesedihan yang memilukan," kata Kishida, dikutip dari Kantor berita AFP.

Kotak abu Shinzo Abe telah dibawa oleh istrinya Akie ke tempat Budokan yang bertingkat di Tokyo, di mana tembakan 19 senjata terdengar untuk menghormati politisi yang terbunuh itu.

Shinzo Abe adalah perdana menteri terlama di Jepang dan salah satu tokoh politik paling terkenal di Jepang, yang dikenal karena mengembangkan aliansi internasional dan strategi ekonomi "Abenomics".

Dia mengundurkan diri pada 2020 karena masalah kesehatan yang berulang.

Tetapi, Shinzo Abe tetap menjadi corong politik utama dalam kampanye bagi partainya yang berkuasa.

Shinzo Abe sendiri terbunuh ketika seorang pria bersenjata menembakny dengan senjata rakitan pada 8 Juli 2022.

Penembakan itu mengirimkan gelombang kejut ke seluruh negara dengan kejahatan senjata yang terkenal rendah dan memicu kecaman internasional.

Baca juga: Pria Jepang Bakar Diri Sebagai Protes atas Pemakaman Kenegaraan Shinzo Abe

Namun, keputusan untuk “memberinya” pemakaman kenegaraan telah memicu oposisi, dengan sekitar 60 persen orang Jepang menentang acara tersebut dalam jajak pendapat baru-baru ini.

Selama ini jarang ada mantan PM Jepang yang dimakamkan secara kenegaraaan. Shinzo Abe menjadi orang yang kedua dalam periode pasca-perang.

“Begitu banyak oposisi”

Wakil Presiden AS Kamala Harris dan para pemimpin dunia termasuk Perdana Menteri India Narendra Modi.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Wakil Presiden Indonesia Ma’ruf Amin termasuk di antara mereka yang hadir di pemakaman Shinzo Abe.

Di luar gedung Nippon Budokan, ribuan orang turut mengantre saat abu Shinzo Abe tiba, menunggu untuk mengantarkan bunga dan berdoa di dua tenda duka.

Koji Takamori datang jauh-jauh dari Hokkaido utara bersama putranya yang berusia sembilan tahun.

Baca juga: Itaru Nakamura Mundur Jadi Kepala Polisi Jepang Setelah Shinzo Abe Ditembak

"Saya ingin berterima kasih padanya. Dia telah melakukan banyak hal untuk Jepang," kata pria berusia 46 tahun itu kepada AFP.

"Cara meninggalnya sangat mengejutkan. Sejujurnya, saya juga datang karena begitu banyak oposisi. Saya di sini untuk menentang mereka yang menentang (pemakaman kenegaraan) ini," ucap dia.

Para penentang pemakanan kenegaraan Shinzo Abe juga datang. Mereka dilaporkan berbaris di dekat tenda-tenda sebelum menggelar demonstrasi yang lebih besar di depan parlemen Jepang.

Pemakaman kenegaraan Shinzo Abe berarti dibiayai oleh dana rakyat.

"Ada orang-orang yang berjuang secara finansial yang menderita terutama di bawah kebijakan 'Abenomics'. Kita tidak boleh melupakan ini," kata Ryo Machida, seorang mahasiswa berusia 19 tahun, di luar Budokan.

"Dia mungkin pemimpin yang kuat, tapi kalau dipikir-pikir, dia keras kepala dan anti-demokrasi," pendapat dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

G7 Dukung Perjanjian Damai di Gaza, Minta Hamas Segera Menerimanya

G7 Dukung Perjanjian Damai di Gaza, Minta Hamas Segera Menerimanya

Global
[POPULER GLOBAL] Ini Alasan Korut Kirim Balon Sampah | Kakak Adik Nikahi 1 Perempuan

[POPULER GLOBAL] Ini Alasan Korut Kirim Balon Sampah | Kakak Adik Nikahi 1 Perempuan

Global
Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Global
Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Global
Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Global
Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Global
Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Global
Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Global
Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Global
Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Global
Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Global
4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

Global
Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Global
Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Internasional
3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com