Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bom Berkekuatan Besar Meledak di Masjid Kabul, Puluhan Jadi Korban Termasuk Ulama Terkemuka

Kompas.com - 18/08/2022, 07:25 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

KABUL, KOMPAS.com - Bom berkekuatan besar meledak di masjid Kabul saat shalat malam pada Rabu (17/2022) dan dilaporkan menewaskan sedikitnya 10 orang, termasuk seorang ulama terkemuka, serta melukai sedikitnya 27 lainnya.

Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan di masjid Kabul ini, serangan terbaru yang mengguncang Afghanistan setahun sejak Taliban merebut kembali kekuasaan.

Beberapa anak dilaporkan termasuk di antara yang terluka, di tengah kekhawatiran bahwa jumlah korban bisa meningkat lebih lanjut.

Baca juga: Keluarga Korban Serangan 9/11 Tolak Uang dari Aset Beku Bank Afghanistan: Itu Uang Rakyatnya

Afiliasi lokal dari kelompok teror ISIS telah meningkatkan serangan yang menargetkan Taliban dan warga sipil, sejak pengambilalihan mantan pemberontak pada Agustus lalu setelah penarikan pasukan AS dan NATO dari Afghanistan.

Pekan lalu, ISIS mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan seorang ulama terkemuka Taliban di pusat keagamaannya di Kabul.

Seorang saksi, yang juga penduduk lingkungan kota Khair Khana di mana Masjid Siddiquiya menjadi sasaran, mengatakan bahwa ledakan pada Rabu (17/8/2022) dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri.

Ulama yang dibunuh adalah Mullah Amir Mohammad Kabuli, kata saksi, yang berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang berbicara kepada media sebagaimana dilansir Guardian.

Dia menambahkan bahwa lebih dari 30 orang lainnya terluka. Rumah sakit darurat Italia di Kabul mengatakan sedikitnya 27 warga sipil terluka, termasuk lima anak-anak, dibawa ke sana dari lokasi ledakan bom.

Baca juga: Setahun Taliban Kuasai Afghanistan, Upaya Memulihkan Ekonomi Belum Berhasil

Khalid Zadran, juru bicara yang ditunjuk Taliban untuk kepala polisi Kabul, membenarkan sebuah ledakan di dalam sebuah masjid di Kabul utara. Tetapi dia tidak menyebutkan jumlah korban tewas dan luka-luka.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid juga mengutuk ledakan itu dan bersumpah bahwa "pelaku kejahatan semacam itu akan segera diadili dan akan dihukum".

Sebuah invasi pimpinan AS menggulingkan pemerintah Taliban sebelumnya di Afghanistan, karena telah menjamu pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden di Afghanistan, menyusul serangan teroris 11 September di Amerika Serikat.

Sejak mendapatkan kembali kekuasaan, mantan pemberontak menghadapi krisis ekonomi yang melumpuhkan karena masyarakat internasional, yang tidak mengakui pemerintah Taliban, membekukan dana bantuan untuk negara itu.

Baca juga: Di Bawah “Apartheid” ala Taliban: Sebelumnya Saya Polisi Wanita, Sekarang Saya Mengemis di Jalan

Secara terpisah, Taliban mengonfirmasi pada Rabu (1/7/2022) bahwa mereka telah menangkap dan membunuh Mehdi Mujahid di provinsi Herat barat ketika dia mencoba untuk menyeberangi perbatasan ke Iran.

Mujahid adalah mantan komandan Taliban di distrik Balkhab di utara provinsi Sar-e-Pul, dan satu-satunya anggota komunitas minoritas Syiah Hazara di antara jajaran Taliban.

Mujahid telah berbalik melawan Taliban selama setahun terakhir, setelah menentang keputusan yang dibuat oleh para pemimpin Taliban di Kabul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com