Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Virus Langya yang Baru Ditemukan di China, Gejala dan Penularannya

Kompas.com - 16/08/2022, 13:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Clare Roth/DW Indonesia

BEIJING, KOMPAS.com - Penyakit zoonosis atau penyakit dari hewan yang ditularkan ke manusia, kini menjadi perhatian serius, setelah pandemi Covid-19 yang diduga pemicunya melompat dari inang kelelawar ke manusia.

Kewaspadaan semacam ini tentu bagus. Pasalnya kasus penyakit zoonosis akibat virus terus meningkat. Para peneliti di Beijing Institute of Microbiology and Epidemiology merilis hasil studi dalam New England Journal of Medicine awal bulan Agustus ini, yang melaporkan "henipavirus" sudah terdeteksi pada 35 pasien dalam kurun waktu antara 2018 hingga 2021.

Para peneliti mengatakan, penyakit yang disebut Langya henipavirus diduga keras ditularkan kepada manusia melalui inang mamalia seperti tikus bermoncong panjang. Tikus ini diketahui sebagai spesies utama yang menjadi inang virus tersebut.

Baca juga: Penyakit Baru Muncul di China, Disebut Virus Langya, 35 Orang Positif

Gejala penyakit dan cara penularan

Pasien yang terinfeksi virus Langya melaporkan gejala demam, lemas, dan batuk-batuk, kehilangan nafsu makan, myalgia, dan mual.

Dalam laporan ilmiah itu disebutkan, para ilmuwan mengamati tidak ada penularan langsung antar manusia. Sejauh ini, risiko tinggi terjadinya transmisi penyakit, hanya di kalangan warga yang melakukan kontak langsung dan berulang dengan tikus moncong panjang ini.

Hampir seluruh pasien yang terinfeksi virus ini adalah petani yang berlokasi di provinsi Shandong dan Henan, China.

Para peneliti melakukan uji coba, berkontak langsung dengan sembilan dari pasien bersangkutan di China, dan semuanya negatif alias tidak terinfeksi Langya henipavirus.

"Ancamannya tidak besar, kecuali kita melakukan kontak langsung dengan inang reservoirnya, atau dengan binatang perantara lain,” kata James Wood, Kepala Departemen Kedokteran Hewan di University of Cambridge kepada DW.

"Akan tetapi virus ini merupakan keluarga dekat virus lainnya yang punya kasus fatalitas tinggi pada manusia. Jadi kehati-hatian secara umum tetap penting dan diperlukan,” tambah Wood.

Baca juga: Virus Langya Menginfeksi 35 Orang di China, Diduga dari Tikus

Ada virus yang sekeluarga dan lebih mematikan

Para peneliti juga mengakui sampel sembilan pasien terlalu kecil untuk menegaskan secara meyakinkan tidak ada transmisi langsung dari manusia ke manusia.

"Jika diamati ada penularan langsung, hal ini akan sangat mengkhawatirkan," kata Jimmy Whitworth, pakar kesehatan masyarakat di London School of Hygiene and Tropical Medicine.

Pasalnya, Langya henipavirus secara genetik mirip dengan henipavirus lainnya, yakni Mojiang henipavirus yang lebih mematikan yang juga ditemukan di China tahun 2012 lalu. Saat itu, tiga pekerja tambang di Mojiang di provinsi Yunan, meninggal secara misterius akibat penyakit pneumonia.

Para peneliti kemudian mengambil sampel cairan dari tikus, kelelawar, dan tikus moncong panjang yang bersarang di sekitar pertambangan. Terbukti, tiga ekor tikus menjadi inang virus seperti yang ditemukan pada jasad tiga pekerja tambang Mojiang yang meninggal. Karena itu virusnya disebut Mojiang henipavirus.

Mojiang henipavirus dan Langya henipavirus adalah bagian dari keluarga henipavirus, yang di dalamnya termasuk virus Nipah dan virus Hendra yang tergolong mematikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Global
Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Global
Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com