Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wahyu Suryodarsono
Tentara Nasional Indonesia

Indonesian Air Force Officer, and International Relations Enthusiast

Beragam Perspektif Dunia terhadap Indo-Pasifik

Kompas.com - 04/08/2022, 09:41 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ISTILAH Indo-Pasifik merujuk pada sebuah kawasan yang secara geografis berada dalam cakupan perairan Samudra Hindia, Samudra Pasifik bagian barat dan tengah, serta wilayah yang menghubungkan kedua samudra tersebut di sepanjang Laut China Selatan. Cakupan kawasan ini mengecualikan wilayah kutub dan negara-negara beriklim sedang di Benua Eropa dan Amerika.

Dalam setiap diskursus, istilah Indo-Pasifik digunakan dalam studi hubungan internasional sebagai bagian dari kerangka kerja sama regional maupun multilateral di bidang ekonomi, politik, maupun pertahanan, yang melibatkan negara-negara di wilayah cakupan perairan tersebut. Penggunaan istilah Indo-Pasifik telah muncul pada abad ke-19 berdasarkan pendapat Alfred Thayer Mahan dalam tulisan yang diterbitkannya tahun 1890 berjudul The Influence of Sea Power Upon History: 1660-1783.

Baca juga: Efek Samping Ambisi China di Indo-Pasifik

Istilah kawasan ini populer sejak mantan Presiden AS Donald Trump kerap menyebut “wilayah Indo-Pasifik” sebagai perspektif baru dalam berbagai lawatannya ke negara-negara Asia. Selain itu, terdapat pandangan lain bahwa istilah ini mulai populer sejak pertama kali dikemukakan dalam pidato Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, terkait Free and Open Indo-Pacific Strategy di Tokyo International Conference on African Development (TICAD) VI pada Agustus 2016 di Nairobi, Kenya.

Asal mula konsep Indo-Pasifik ini juga dapat pula ditemukan dari perspektif India dalam tulisan Kalidas Nag di buku berjudul India and the Pacific World (1941).

Secara strategis, Indo-Pasifik menjadi arena penting bagi kemakmuran global dan regional. Hal ini didasari fakta bahwa kawasan Indo-Pasifik menjadi pusat pergerakan ekonomi dan politik global di awal abad ke-21, dengan menyumbang hampir 90 persen dari keseluruhan aktivitas perdagangan dunia.

Kawasan ini juga memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah, serta merupakan wilayah industri dengan tingkat kemajuan paling pesat secara global. Pergeseran kekuatan ekonomi dunia yang perlahan terjadi dari wilayah barat ke timur, juga mendorong kawasan ini menjadi wadah bagi berbagai kepentingan global.

Jika dilihat dari kacamata struktur kepentingannya, situasi kawasan Indo-Pasifik saat ini dapat dikatakan sangat kompleks, dengan melibatkan berbagai aktor seperti China, negara-negara Quad (Australia, India, Jepang, dan Amerika Serikat), sebagian negara-negara Eropa, serta ASEAN.

Kali ini, penulis akan membahas secara singkat bagaimana sebenarnya aneka ragam perspektif dari tiap-tiap aktor terkait kebijakan luar negerinya untuk Indo-Pasifik, dan apa saja kepentingannya.

Kebangkitan China di Indo-Pasifik

Kebangkitan China di sektor ekonomi menjadikannya sebuah kekuatan regional baru yang semakin dominan. Hal ini tidak lepas dari konsep kebangkitan damai Zhongguo Heping Jueqi dan pembangunan damai Zhongguo Heping Fazhan.

Konsep itu bertujuan untuk membuktikan kepada aktor-aktor politik global bahwa Beijing tidak hanya fokus kepada hard power, serta tidak akan menjadi ancaman terhadap tatanan dunia. Konsep itu diklaim lebih menekankan pada keseimbangan dan stabilitas kawasan, bukan sebuah bentuk tatanan baru menuju dominasi.

Salah satu pendekatan global ekonomi China yang paling terkenal tentunya adalah proyek strategis Belt and Road Initiatives (BRI). Proyek ini adalah proyeksi dari konsep pembangunan damai yang telah dijelaskan di atas.

Baca juga: Quad Luncurkan Rencana Pengawasan Maritim “Anti-China” di Indo-Pasifik

BRI diyakini dapat membawa manfaat bagi China, antara lain memperkokoh stabilitas regional, meningkatkan keamanan energi, dan menyebarkan pengaruh di kawasan. Proyek itu berfokus pada soft power dan menggunakan pembangunan ekonomi sebagai instrumen utamanya.

Akan tetapi, banyak pihak meyakini bahwa proyek BRI merupakan strategi China dalam membendung dominasi Amerika Serikat (AS) di berbagai kawasan, terutama Indo-Pasifik. Di saat bersamaan, pemerintah China mengklaim proyek BRI justru dapat digunakan sebagai alat untuk membina hubungan baik dengan AS.

Namun, respon yang sebaliknya justru muncul dari AS, dengan semakin banyak usahanya untuk melakukan perimbangan pengaruh terhadap China.

The Quad sebagai Respon terhadap China

The Quadrilateral Security Dialogue (The Quad) adalah sebuah aliansi informal antara AS, Jepang, India, dan Australia, yang memiliki cara pandang serupa dalam menyikapi permasalahan di kawasan Indo-Pasifik. Keempat negara ini sepakat untuk memperkuat komitmennya terhadap nilai-nilai demokrasi, serta bekerja sama untuk mencapai serangkaian tujuan yang lebih luas atas dasar kepentingan bersama.

Sebenarnya, setiap negara anggota Quad memiliki perspektifnya masing-masing terhadap Indo-Pasifik. Sebagai perbandingan, AS dan Jepang telah berbagi visi yang sama terkait konsep Free and Open Indo-Pacific (FOIP).

India memiliki pandangan tersendiri terhadap kawasan ini, melalui mekanisme Act East Policy dan menyatakan dukungannya atas sentralitas ASEAN. Australia juga memiliki kepentingan lain dalam membentuk kolaborasi keamanan kolektif, melalui pakta pertahanan AUKUS.

Namun pada dasarnya, pembentukan aliansi Quad sebagian besar dilatarbelakangi adanya kepentingan memperkuat pertahanan teritorial dan meningkatnya ketegangan akibat pengaruh China di Indo-Pasifik.

Dalam perkembangannya, Quad telah aktif dalam berbagai kerja sama pertahanan di kawasan Indo-Pasifik melalui serangkaian latihan militer bertajuk Malabar Naval Exercise. Quad juga banyak menuai kritik dan kecaman dari berbagai pihak termasuk China, dengan menyebut Quad sebagai sebuah ancaman regional dan tidak lebih dari sebuah skema NATO versi Asia.

Hal ini tidak lepas dari ketidakjelasan agenda sesungguhnya dari Quad kala itu. Quad juga dipandang sebagai salah satu instrumen bagi AS untuk menahan laju pengaruh China di kawasan tersebut.

USS Kapal Induk Kitty Hawk pernah menjadi simbol terbesar kekuatan militer Amerika Serikat (AS) di Indo-PasifikSEASKIPPER via TWITTER USS Kapal Induk Kitty Hawk pernah menjadi simbol terbesar kekuatan militer Amerika Serikat (AS) di Indo-Pasifik
Eropa dan Indo-Pasifik

Kawasan Eropa dan Indo-Pasifik saat ini menguasai lebih dari 70 persen perdagangan global, serta lebih dari 60 persen arus dana Foreign Direct Investment (FDI). Tentunya hal ini mendorong Uni Eropa (UE) untuk mengembangkan kerja sama yang lebih dalam dengan negara-negara Indo-Pasifik.

Dalam rangka membentuk kesepahaman dan pandangan untuk mengintenskan kemitraannya di kawasan ini, terbentuklah The Joint Communication Uni Eropa pada 19 April 2021. Kesepakatan ini membentuk strategi Uni Eropa terhadap Indo-Pasifik, yang terdiri dari tujuh bidang prioritas.

Baca juga: Panglima TNI Bertemu Komandan Komando Indo-Pasifik AS, Bahas Latihan Gabungan

Selain kepentingan kolektif, masing-masing negara Eropa juga memiliki kepentingannya tersendiri secara langsung di Indo-Pasifik. Prancis misalnya, masih memiliki wilayah teritorial di kawasan ini, yaitu Mayotte dan Polinesia. Negara seperti Inggris, Jerman, dan Belanda juga memiliki kepentingannya masing-masing di Indo-Pasifik.

Di lain pihak, Rusia, yang merupakan sekutu dekat China, sempat mengambil kesempatan terhadap ketegangan di Indo-Pasifik dengan justru memperkuat pengaruh militernya di negara-negara Timur Tengah serta Afrika Timur, seperti melakukan pembentukan pos dan pangkalan militer di Mesir dan Sudan.

ASEAN Outlook on the Indo-Pacific

Ketegangan di kawasan Indo-Pasifik membuat ASEAN harus membuat langkah baru dengan membentuk sebuah strategi. ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) akhirnya terbentuk pada 23 Juni 2019, di situ Indonesia dan Thailand menjadi penggagas awalnya.

Konsep itu diapresiasi oleh banyak negara di kawasan Indo-Pasifik. AOIP menekankan peranan penting dari sentralitas ASEAN di kawasan Indo-Pasifik, yang didasari mekanisme oleh ASEAN.

Terdapat empat elemen kunci AOIP, tetapi salah satu poin terpenting di dalamnya adalah mengedepankan dialog dan kerja sama, bukan persaingan. Prinsip inklusivitas juga dimasukan di dalamnya untuk kepentingan pembangunan dan kemakmuran untuk seluruh pihak.

Hal itu penting dikarenakan ASEAN, yang mencakup wilayah penghubung Samudra Hindia dan Pasifik, menjadi arena utama dalam perebutan pengaruh serta kepentingan negara-negara maju.

Indonesia bersama anggota ASEAN lainnya juga turut mengambil peran dalam giat mempromosikan ASEAN way, yaitu sebuah interaksi diplomatik antar negara-negara ASEAN yang mengutamakan prinsip non-interference. Hal ini diharapkan dapat menjaga stabilitas dan keamanan regional di antara negara-negara ASEAN.

Kesimpulannya, di era saat ini kawasan Indo-Pasifik menjadi salah satu arena penting dalam perebutan pengaruh negara-negara maju. Pengaruh paling besar terutama berasal dari konflik antara China dengan AS.

Terkini, kunjungan ke Taiwan yang dilakukan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, semakin meruncingkan hubungan antara kedua negara tersebut. Persaingan antara dua negara adidaya ini ditakutkan dapat membangkitkan mental perang dingin, layaknya AS dan Uni Soviet di masa lalu.

Indonesia perlu menyeimbangkan pengaruh kedua negara ini, dan tetap pada posisi “bebas aktif” sebagai dasar politik luar negeri nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com