RIO DE JANEIRO, KOMPAS.com – Kembar siam yang lahir di Brasil dengan kepala dan otak yang menyatu telah dipisahkan dalam apa yang dokter gambarkan sebagai operasi paling kompleks dari jenisnya.
Dilansir France24, mereka mempersiapkan operasi menggunakan realitas virtual.
Arthur dan Bernardo Lima lahir pada tahun 2018 di negara bagian Roraima di Brasil utara sebagai kembar kraniopagus, suatu kondisi yang sangat langka di mana saudara kandung menyatu di tengkorak.
Baca juga: Magelang dan Kota Tula di Rusia Jalin Kerja Sama Kota Kembar
Bergabung di puncak kepala selama hampir empat tahun dan sebagian besar dihabiskan di rumah sakit Rio de Janeiro yang dilengkapi dengan tempat tidur khusus, sepasang saudara ini sekarang dapat saling menatap wajah untuk pertama kalinya.
Ini setelah serangkaian dari sembilan operasi yang berpuncak pada operasi maraton 27 jam untuk memisahkan mereka.
Badan amal medis yang berbasis di London, Gemini Untwined, yang membantu melakukan prosedur tersebut, menggambarkannya sebagai "pemisahan yang paling menantang dan kompleks hingga saat ini".
Ini mengingat bahwa kedua anak laki-laki itu berbagi beberapa pembuluh darah vital.
Baca juga: Pria Tinggalkan Istrinya setelah Punya 10 Anak Kembar, Mengaku Tak Sanggup Merawat
"Si kembar memiliki versi kondisi yang paling serius dan sulit, dengan risiko kematian tertinggi untuk keduanya," kata ahli bedah saraf Gabriel Mufarrej dari Institut Otak Negeri Paulo Niemeyer (IECPN) di Rio, tempat prosedur dilakukan.
"Kami sangat puas dengan hasilnya, karena tidak ada orang lain yang percaya pada operasi ini pada awalnya, tetapi kami selalu percaya bahwa ada peluang," katanya dalam sebuah pernyataan.
Anggota tim medis, yang mencakup hampir 100 staf, bersiap untuk tahap akhir operasi yang rumit pada 7 dan 9 Juni dengan bantuan realitas virtual, kata Gemini Untwined.
Baca juga: Sempat Dipisahkan, Salah Satu dari Kembar Siam Yaman Meninggal Usai Operasi 15 Jam
Menggunakan pemindaian otak untuk membuat peta digital tengkorak bersama anak laki-laki itu, ahli bedah berlatih untuk prosedur dalam operasi percobaan realitas virtual trans-Atlantik.
Gambar dan video yang dirilis oleh staf medis menunjukkan anak laki-laki berbaring berdampingan di ranjang rumah sakit pasca operasi, dimana Arthur kecil mengulurkan tangan untuk menyentuh tangan saudaranya.
Sambil menangis, ibu anak laki-laki itu, Adrily Lima, menggambarkan kelegaan keluarga tersebut.
Baca juga: Unik, Upacara Kelulusan Sekolah di Texas Tampilkan 36 Murid Kembar
"Kami sudah tinggal di rumah sakit selama hampir empat tahun," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.