Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Tuding Barat Larang Ukraina Memikirkan Perdamaian, Ini yang Diucap

Kompas.com - 04/07/2022, 19:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia menuding negara-negara Barat melarang Ukraina memikirkan perdamaian.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, AS dan sekutunya masih tertarik pada konflik berkelanjutan di Ukraina.

Dia menyebut, negara-negara Barat secara efektif mencegah pemerintah di Kyiv untuk memikirkan kemungkinan pembicaraan damai.

Baca juga: Jawaban Kremlin Saat Ditanya Isi Pesan Zelensky yang Disampaikan Jokowi ke Putin

Ketika ditanya tentang alasan potensial yang menyebabkan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Perancis Emmanuel Macron tidak lagi menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin, Peskov juga menyebut bahwa hal tersebut merupakan tanda lain yang menunjukkan bahwa para pemimpin Barat tidak tertarik untuk mencapai perdamaian melalui dialog dan negosiasi.

“Saat ini, negara-negara barat secara aktif bertaruh pada perang yang berkelanjutan,” kata Peskov kepada acara TV "Moscow. Kremlin. Putin." di saluran Rossiya 1 Rusia, sebagaimana dikutip dari Russia Today

Juru Bicara Kremlin menyampaikan, posisi negara-negara Barat -yang dipimpin oleh AS– mengarah ke situasi di mana mereka membiarkan Ukraina tidak berpikir atau berbicara tentang atau mendiskusikan perdamaian.

Kremlin percaya bahwa "akal sehat" pada akhirnya akan menang dan kedua pihak akan kembali ke meja perundingan.

“Sekarang, permintaan untuk menenangkan situasi rendah,” ungkap Peskov, seraya menambahkan bahwa Kremlin yakin waktu untuk pembicaraan akan tiba.

Baca juga: Ilmuwan Laser Rusia Meninggal Dua Hari Setelah Ditahan karena Pengkhianatan Negara

Permintaan Rusia untuk Ukraina

Peskov menyampaikan, Ukraina masih harus sekali lagi memahami semua tuntutan yang diajukan oleh Rusia sebelum pembicaraan dapat dilanjutkan.

Dia melihat, Pemerintah Ukraina sangat menyadari posisi Rusia.

Perkov menambahkan bahwa Kyiv hanya perlu duduk di meja negosiasi dan menandatangani dokumen yang sebagian besar telah disepakati.

Rusia dan Ukraina telah memulai pembicaraan damai empat hari setelah dimulainya operasi militer khusus Rusia di Ukraina pada akhir Februari.

Kedua belah pihak diketahui telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan secara langsung di Belarus dan kemudian melanjutkan pembicaraan melalui tautan video.

Pada akhir Maret, delegasi dari Rusia dan Ukraina bertemu sekali lagi di Istanbul, Turkiye.

Baca juga: Begini Cara Negara-negara Eropa Hadapi Lonjakan Harga Energi di Tengah Perang Rusia-Ukraina

Namun, sejak itu, pembicaraan telah benar-benar terhenti, karena pihak Ukraina bersikeras bahwa itu hanya akan kembali ke meja ketika berada dalam "posisi negosiasi yang lebih kuat."

Pada bulan April, Putin menuduh Kyiv membawa proses itu ke jalan buntu.

Peskov mengatakan pada saat itu bahwa Rusia telah memberi Ukraina rancangan perjanjian dan sedang menunggu tanggapan.

Pada Juni, negosiator utama Ukraina David Arakhamia menyatakan Kyiv yakin dapat mencapai posisi yang menguntungkan ini pada akhir Agustus setelah melakukan operasi serangan balasan di daerah-daerah tertentu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com