Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Kenya Desak Pengerahan Pasukan Regional untuk Atasi Pemberontak M23 di RD Kongo

Kompas.com - 16/06/2022, 09:06 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

NAIROBI, KOMPAS.com - Presiden Kenya Uhuru Kenyatta menyerukan pengerahan pasukan regional untuk memulihkan keamanan di timur Republik Demokratik Kongo (RDK) yang dilanda kekerasan, di mana pertempuran sengit menghidupkan kembali permusuhan lama.

RDK yang kaya mineral berjuang untuk menahan lusinan kelompok bersenjata di timur negara yang luas itu. Banyak di antara kelompok itu merupakan warisan dari dua perang regional seperempat abad yang lalu.

Baca juga: Kisah Putri Elizabeth, Jadi Ratu Elizabeth II Saat di Puncak Pohon Hutan Kenya

Beberapa pekan kekerasan telah berkembang menjadi kebuntuan diplomatik antara RDK dan tetangganya Rwanda, yang disalahkan atas kebangkitan milisi pemberontak M23 baru-baru ini.

Rwanda berulang kali membantah mendukung pemberontak, sementara kedua negara saling menuduh melakukan penembakan lintas perbatasan.

"Saya menyerukan aktivasi Pasukan Regional Afrika Timur di bawah naungan Komunitas Afrika Timur (EAC)," kata Kenyatta dalam sebuah pernyataan pada Rabu (15/6/2022), sebagaimana dilansir AFP.

"Permusuhan terbuka" itu mengancam akan menggagalkan proses politik yang sedang berlangsung untuk mengatasi situasi keamanan di negara berpenduduk 90 juta orang itu, tambahnya.

Keputusan untuk membentuk kekuatan regional tercapai pada April, ketika Kenyatta menjamu para pemimpin Uganda, Burundi, Rwanda dan RDK di Nairobi untuk membahas krisis tersebut.

Komandan regional dari blok tujuh negara EAC akan bertemu pada Minggu (19/6/2022) untuk menyelesaikan persiapan pengerahan pasukan gabungan, kata Kenyatta.

"Pasukan Regional Afrika Timur akan segera dikerahkan ke provinsi Ituri, Kivu Utara dan Kivu Selatan untuk menstabilkan zona dan menegakkan perdamaian."

Baca juga: Diludahi Saat Menikah, Tradisi Unik Suku Maasai di Kenya

Pasukan PBB, yang dikenal dengan akronim Perancis MONUSCO, sudah beroperasi di RDK.

Kenyatta mengatakan pasukan regional akan bekerja bersama otoritas provinsi setempat dan berkoordinasi erat dengan MONUSCO, untuk melucuti senjata siapa pun yang membawa senjata api ilegal.

Komentarnya menindaklanjuti diskusi antara panglima tentara Afrika Timur di pusat komersial RDK timur, Goma, pekan lalu tentang "modalitas awal" untuk membentuk kekuatan militer regional.

Rawan gejolak

Daerah yang rawan gejolak itu juga merupakan wadah masalah geopolitik, karena berbagi perbatasan dengan sejumlah negara antara lain Uganda, Rwanda dan Burundi.

Uganda telah mengerahkan pasukan untuk memerangi Pasukan Demokrat Sekutu yang terkenal kejam di RDK timur, atas undangan pemerintah Kongo.

Namun ketegangan antara Rwanda dan RDK telah meningkat menyusul serangan balik oleh milisi M23.

Baca juga: 20.000 Ternak Mati Diterjang Badai dan Banjir Bandang Terburuk di Kenya

Pekan ini, kelompok separatis itu mengklaim menguasai kota perbatasan utama Bunagana, dan memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka.

M23 adalah sebuah milisi Tutsi, terutama Kongo, yang merupakan salah satu dari sejumlah kelompok bersenjata di RDK timur. Mereka menjadi terkenal secara global pada 2012 ketika merebut Goma.

Kelompok tersebut berhasil dipaksa keluar tak lama kemudian dalam serangan bersama oleh pasukan PBB dan tentara Kongo.

Kelompok itu mengangkat senjata lagi pada akhir November setelah menuduh pemerintah Kinshasa gagal menghormati perjanjian 2009 yang melibatkan para pejuangnya ke dalam tentara.

Hubungan antara Kinshasa dan Kigali telah tegang sejak kedatangan massa Hutu Rwanda di RDK, yang dituduh membantai Tutsi selama genosida Rwanda 1994.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com