Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Sebut Tak Akan Biarkan Perang Dunia 3 Pecah, tetapi dengan Syarat

Kompas.com - 18/05/2022, 10:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber TASS

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia tidak akan membiarkan Perang Dunia 3 pecah, tetapi dengan syarat.

Di mana, Rusia akan mampu memberikan tanggapan segera dan "super kuat" jika sampai diserang.

Hal itu dikatakan oleh Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev di Telegram pada Selasa (17/5/2022), setelah perjalanan ke pusat nuklir di Kota Sarov.

Baca juga: Peringatan Rusia: Ada Bahaya Nyata Perang Dunia 3

Dia menegaskan bahwa perisai nuklir Rusia terdiri dari gudang senjata canggih dan andal yang selama ini "mampu mendinginkan ambisi pihak-pihak yang siap melancarkan Perang Dunia III".

"Kami tidak akan membiarkan situasi ini (perang dunia 3 pecah)," kata sosok yang juga merupakan mantan Presiden Rusia itu.

"Tetapi, kami dipaksa untuk selalu mengatakan sebagai pengingat bahwa jika terjadi serangan terhadap negara kami, kami dapat memberikan respons segera dan super kuat, mengusir setiap agresi yang mengancam negara kami," jelas dia, sebagaimana dilansir dari Kantor Berita Rusia TASS.

Dia mengatakan sains Rusia membutuhkan dukungan dalam kondisi sanksi atas invasi ke Ukraina.

"Kami akan meningkatkan penggantian impor, memperkenalkan solusi domestik asli dan melatih spesialis berpotensi tinggi," ujar dia.

"Perusahaan besar negara dan perusahaan swasta harus terlibat dalam pekerjaan ini sebagai pelanggan dan penyelenggara," ungkap Medvedev.

Dia berkata, Rusia akan terbuka untuk kerjasama ilmiah dengan negara-negara sahabat.

Baca juga: Rusia Buka Suara Soal Pemicu Perang Dunia 3 yang Tak Terkait dengan Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com