Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Larang Ekpor Gandum karena Gelombang Panas Rusak Panen

Kompas.com - 16/05/2022, 10:50 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

MUMBAI, KOMPAS.com - India melarang ekspor gandum pada Sabtu (14/5/2022), karena gelombang panas yang menyengat membatasi produksi dan harga domestik mencapai rekor tertinggi.

India beberapa hari sebelumnya padahal baru mengatakan akan menargetkan pengiriman rekor, yakn 10 juta ton pada tahun ini. 

Pemerintah India mengatakan masih akan mengizinkan ekspor yang didukung oleh letter of credit yang sudah dikeluarkan dan ke negara-negara yang meminta pasokan untuk memenuhi kebutuhan ketahanan pangan.

Baca juga: Orangtua di India Gugat Anaknya Rp 10 Miliar karena Tak Kunjung Dapat Cucu

"Langkah untuk melarang pengiriman ke luar negeri tidak selamanya dan dapat direvisi," ungkap pejabat senior Pemerintah India pada konferensi pers, dilansir dari Reuters.

Pembeli global belakangan mengandalkan pasokan dari India setelah ekspor dari wilayah Laut Hitam anjlok menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

Para pejabat menambahkan bahwa tidak ada penurunan dramatis dalam produksi gandum tahun ini, tetapi ekspor yang tidak diatur telah menyebabkan kenaikan harga lokal.

"Kami tidak ingin perdagangan gandum terjadi dengan cara yang tidak diatur atau terjadi penimbunan," kata Menteri Perdagangan BVR Subrahmanyam kepada wartawan di New Delhi.

Meskipun bukan salah satu pengekspor gandum utama dunia, larangan India dapat mendorong harga global ke puncak baru mengingat pasokan yang sudah ketat, memukul konsumen miskin di Asia dan Afrika dengan sangat keras.

"Larangan itu mengejutkan," kata seorang dealer yang berbasis di Mumbai dengan sebuah perusahaan perdagangan global.

Baca juga: Reaksi Media India Jelang Laga Final Thomas Cup 2022, Singgung Ganda Indonesia Sangat Tangguh, Peluang Menang 50:50

"Kami mengharapkan pembatasan ekspor setelah dua hingga tiga bulan, tetapi sepertinya angka inflasi mengubah pikiran pemerintah," tambah dia.

Naiknya harga makanan dan energi mendorong inflasi ritel tahunan India mendekati level tertinggi selama delapan tahun terakhir di bulan April, memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga lebih agresif. Baca selengkapnya

Harga gandum di India telah naik ke rekor tertinggi, di beberapa pasar spot mencapai 25.000 rupee (320 dollar AS) per ton, jauh di atas harga dukungan minimum pemerintah sebesar 20.150 rupee.

Naiknya biaya bahan bakar, tenaga kerja, transportasi, dan pengemasan juga mendorong harga tepung terigu di India.

“Itu bukan gandum saja. Kenaikan harga secara keseluruhan menimbulkan kekhawatiran tentang inflasi dan itulah mengapa pemerintah harus melarang ekspor gandum,” kata pejabat senior pemerintah lainnya yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena diskusi tentang pembatasan ekspor dilakukan oleh pihak swasta.

“Bagi kami, ini sangat berhati-hati,” katanya.

Baca juga: Pria India Yoga Gaya Kalajengking Selama 29 Menit, Terlama di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal Usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal Usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Sebabkan 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com