BAGHDAD, KOMPAS.com - Awan tebal debu oranye telah membuat langit berubah menjadi oranye di Irak, saat badai debu besar menerjang sebagian besar negara itu.
Penerbangan telah dihentikan di bandara di Baghdad dan bandara Najaf karena visibilitas yang buruk.
Kondisi tersebut diperkirakan akan berlanjut hingga Senin (2/5/2022), menurut ramalan cuaca.
Baca juga: Mheibes, Permainan Khas Ramadan di Irak
"Penerbangan terganggu di bandara Baghdad dan Najaf karena badai debu," kata juru bicara otoritas penerbangan sipil Irak, Jihad al-Diwan, kepada AFP.
Jarak pandang dikutip kurang dari 500 meter (550 yard), dengan penerbangan diperkirakan akan dilanjutkan setelah cuaca membaik.
Irak dihantam oleh serangkaian badai semacam itu pada bulan April, menghentikan penerbangan. dan membuat puluhan orang dirawat di rumah sakit karena masalah pernapasan.
https://t.co/OzckR6kcYV#BREAKING #IRAQ :#VIDEO INTENSE DUST STORM FROM DESERT HIT BAGHDAD CITY It has drastically reduced visibility in the Iraqi capital #Baghdad, forcing the international airport to suspend flights. #BreakingNews #DustStorm #TormentaDeArena #TempeteDePoussière pic.twitter.com/Xon7v2RsxF
— ViralVdoz (@viralvdoz) May 1, 2022
Badai debu menjadi semakin umum di Timur Tengah. Para ahli menyalahkan kombinasi perubahan iklim dan salah urus tanah dan air sebagai penyebabnya.
Di beberapa tempat di Irak pada Sabtu (30/4/2022), jarak pandang dibatasi hingga kurang dari 500 meter menurut laporan BBC.
Baca juga: Turki Luncurkan Operasi Anti-teror Lintas Batas Targetkan Kelompok PKK di Irak Utara
Kantor meteorologi Irak sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa negara itu kemungkinan akan mengalami lebih banyak badai debu karena kekeringan, penggurunan, dan penurunan curah hujan.
Kurangnya area hijau di dalam dan sekitar kota juga dapat berkontribusi pada masalah tersebut.
Pada awal April, pejabat kementerian lingkungan Issa al-Fayad telah memperingatkan bahwa Irak dapat menghadapi "272 hari debu" setahun dalam beberapa dekade mendatang, menurut kantor berita negara INA.
Kementerian mengatakan fenomena cuaca dapat dihadapi dengan "meningkatkan tutupan vegetasi dan menciptakan hutan yang bertindak sebagai penahan angin."
Sementara Pada November tahun lalu, Bank Dunia memperingatkan bahwa Irak dapat mengalami penurunan sumber daya air sebesar 20 persen pada 2050 karena perubahan iklim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.